GEMADIKA.com – Bahaya bulu kucing sering kali terabaikan oleh gerak-gerik kucing yang lucu dan menggemaskan. Ada berbagai penyakit yang patut diwaspadai dari bulu kucing, mulai dari munculnya reaksi alergi hingga toksoplasmosis dari kucing yang dipelihara di rumah.
Jika Anda memelihara kucing di rumah, bulu adalah hal yang penting untuk menjadi perhatian. Hal ini karena bulu kucing bisa mengandung bakteri dan parasit yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit.
Bulu kucing juga bisa lebih berbahaya bagi ibu hamil, terlebih jika ada kontak langsung dengan kotoran kucing saat membersihkannya. Hal ini dapat meningkatkan risiko berat badan bayi rendah hingga kelahiran prematur.
Potensi Penyakit yang Disebabkan oleh Bulu Kucing
Bulu kucing yang indah sering kali menjadi daya tarik untuk dipelihara. Namun, ada beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh bulu kucing, berikut potensi penyakit dari bulu kucing antara lain :
- Penyakit cakar kucing (cat scratch disease)
Penyakit cakar kucing disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini tak hanya mampu berpindah ke manusia lewat gigitan atau cakaran kucing, tetapi juga melalui bulu kucing. Biasanya penderita mengalami nyeri pada bagian sendi disertai demam di seluruh tubuh. - Kurap (ringworm)
Kurap merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita pada kulit. Penyakit ini dapat ditularkan oleh kucing ke manusia.
Kucing merupakan hewan yang sering terinfeksi kurap. Hewan ini bisa terkena kurap apabila bulunya sering basah atau jarang dibersihkan. Anda perlu waspada saat menemukan gejala kurap pada kucing, seperti adanya area melingkar yang berkerak dan disertai kerontokan bulu. - Toksoplasmosis
Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini terdapat pada kotoran kucing yang sudah terinfeksi dan dapat menular ke manusia. - Penyakit ini bisa membahayakan ibu hamil dan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Pada ibu hamil, toksoplasmosis berisiko menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau penyakit bawaan lahir pada janin.
- Reaksi alergi
Bulu kucing sering kali terpapar oleh air ludah, kotoran, dan urine kucing. Saat menyentuh bulu kucing yang kotor tersebut, orang yang memiliki riwayat alergi bisa mengalami reaksi alergi.
Reaksi alergi yang umumnya muncul adalah gatal-gatal, ruam, atau bentol di kulit. Namun, reaksi alergi karena bahaya bulu kucing juga bisa menimbulkan gejala pilek, bersin, dan mata gatal karena rhinitis alergi.
Untuk melindungi diri dari bahaya bulu kucing, Anda dapat mebersihkan diri setelah menyentuh kucing. Agar lebih aman, pastikan juga anak Anda tidak bermain di lokasi yang mudah terkontaminasi kotoran kucing. Bersihkan juga kucing dan kandangnya secara rutin untuk menjaga kesehatan kucing dan diri Anda, Tidak tidur dengan kucing dan berikan vaksin sesuai anjuran dokter hewan.
Memelihara kucing memang sangat menyenangkan, tetapi Anda harus waspadai untuk mencegah beragam penyakit di atas. Jika Anda alergi terhadap bulu kucing atau merasakan keluhan setelah terpapar bulu kucing, jangan ragu untuk memeriksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. (Reza Ori)