BURU, GEMADIKA.com – Pada Jumat (05/07/2024), bendungan Waeapo di Kabupaten Buru mengalami kebocoran yang menyebabkan banjir melanda tiga kecamatan di dataran Waeapo. Kecamatan yang terdampak adalah Waelata, Lolong Guba, dan Waeapo.
Banjir terparah terjadi di unit 11 Kecamatan Lolong Guba, seperti yang dilaporkan media. Sejak pagi hingga saat berita ini dipublikasikan, keadaan di Kecamatan Lolong Guba masih dalam situasi darurat akibat banjir.
Meskipun tidak ada korban jiwa dilaporkan, beberapa warga telah dievakuasi dari kecamatan tersebut. Kerugian materiil akibat banjir diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
“Tiap tahun memang sudah menjadi langganan banjir, tapi ini yang paling parah walau tidak memakan korban jiwa”, ujar Solihin, seorang warga setempat.
Menurut informasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan bendungan Waeapo dengan kapasitas daya tampung 50.05 juta meter kubik dimulai pada Desember 2017 oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku.
Namun, proyek ini belum selesai hingga pertengahan 2024, meskipun telah menghabiskan dana sekitar Rp. 2.08 triliun.
Mahyudin, seorang aktivis anti korupsi, menyoroti bahwa banyaknya dugaan tindak pidana korupsi telah menghambat penyelesaian proyek ini.
Hingga berita ini diturunkan, pihak terkait dari perusahaan tidak dapat dikonfirmasi.
Pada dini hari, kami menerima informasi dari masyarakat setempat melalui Whatsapp, bahwa banjir terburuk terjadi di dataran Mako, dengan air mencapai 3 meter yang merendam pemukiman warga.
Sabtu (06/07/2024), Dinas Sosial Kabupaten Buru bersama tim akan turun langsung untuk mengevaluasi lokasi bencana ini.
Masyarakat berharap agar Pemerintah Daerah Kabupaten Buru memberikan perhatian serius terhadap insiden ini. (Kamel Jusmi)