MEDAN, GEMADIKA.comMisteri kematian Rico Sempurna Pasaribu beserta istri, Efprida Boru Ginting, anak SP (13), dan cucu LS (3), di Jalan Nibung Surbakti, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, akhirnya terungkap, Pada kamis dini hari (27/6/2024).

Dokter Forensik RS Bhayangkara TK II Medan, Ismurizal menyatakan bahwa keempat korban tidak dibunuh oleh siapapun sebelum rumah mereka huni dibakar 2 eksekutor berinisial RAS dan YT.

“Keempat korban masih hidup sebelum meninggal terbakar. Keempatnya menghirup material kebakaran dikuatkan dengan ditemukannya jelaga di dalam tubuh korban,” ungkap dr Ismurizal, Senin (8/7/2024).

Selain itu, Ismurizal menjelaskan bahwa keempat korban mengalami luka bakar maksimal dengan tingkatan atau grade 6, dimana beberapa organ di dalam tubuh mereka sudah keluar di beberapa bagian tubuh.

“Kondisi seperti itulah jenazah-jenazah tersebut diterima dari Polres Tanah Karo,” tambahnya.

Lebih lanjut, dr Ismurizal menyebutkan bahwa jenazah keempat korban juga mengalami luka parah, termasuk kepala yang meletus dan tulang patah.

Kapolda Sumut, Komjen Pol Agung Setya Imam Effendi, menguatkan temuan ini dengan mengatakan bahwa dokter forensik juga menemukan jelaga di saluran pernapasan dan pencernaan keempat korban.

“Jenazah tidak dapat dilakukan cek narkoba karena bagian dalam tubuh jenazah sudah menyatu dan tidak ditemukan urine,” jelasnya.

“Metode pengungkapan kasus seperti ini, laboratorium forensik, dikenal dengan Scientific Crime Investigation (CSI). Pengungkapan secara ilmiah,” terang jenderal bintang tiga tersebut.

Scientific Crime Investigation adalah metode yang menggabungkan teknik prosedur dan teori ilmiah untuk mengumpulkan bukti dalam melawan kejahatan dan memenuhi kebutuhan hukum. Metode ini digunakan agar polisi dapat menyimpulkan penyebab kebakaran dengan jelas dari berbagai sudut pandang disiplin keilmuan.

Komjen Pol Agung Setya juga menyampaikan bahwa penyidik menemukan dua botol bekas minuman mineral yang digunakan untuk menyiramkan BBM jenis Pertalite dicampur solar, abu bekas pembakaran atau jelaga, serta informasi komunikasi antara kedua pelaku.

“Kita periksa dan analisa bukti-bukti yang kita temukan tersebut secara ilmiah untuk dilakukan identifikasi hingga akhirnya diambil kesimpulan siapa pelaku pembakaran,” ungkap Komjen Pol Agung Setya. (Robin Silalahi)