TEBING TINGGI, GEMADIKA.com – Muhammad Ridho Apran (38), seorang pria asal Perbaungan, Kabupaten Sedang Bedagai, Sumatera Utara, pernah menjalani kehidupan kelam sebagai pengedar narkoba jenis sabu. Akibat perbuatannya, ia harus merasakan dinginnya dinding penjara dengan vonis lima tahun di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) IIB Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
Tak hanya harus berurusan dengan hukum, Ridho juga harus berpisah dari istri dan kedua anaknya yang masih kecil. Hingga saat ini, kedua anaknya tidak mengetahui bahwa sang ayah berada di penjara, karena sang istri terpaksa berbohong dengan mengatakan bahwa ayah mereka sedang merantau ke luar kota untuk mencari nafkah.
Jalan Taubat
Motivasi utama yang membuat Muhammad Ridho Apran kembali ke jalan yang benar adalah keluarga. Rasa penyesalannya yang mendalam atas perbuatannya membuatnya bertaubat dengan sungguh-sungguh. Di Lapas IIB, Ridho memutuskan untuk meninggalkan dunia kelam dan berhijrah menuju jalan Allah dengan taubatan nasuha.
Di bawah bimbingan pendidikan agama yang diberikan oleh Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi, Ridho rajin melaksanakan sholat lima waktu dan belajar mengaji. Ketika pertama kali masuk lapas, Ridho sama sekali tidak bisa membaca Alquran dan tidak pernah sholat, yang menunjukkan bahwa ia dulu jauh dari agama.
Selama di Lapas IIB, Ridho mendalami ajaran Islam mulai dari tata cara sholat sesuai tuntunan Rasulullah SAW hingga mempelajari ayat demi ayat dalam kitab suci Alquran, hingga beberapa kali berhasil khatam Alquran.
“Pertama kali masuk di Lapas IIB Tebing Tinggi, saya sama sekali tidak bisa mengaji dan tidak pernah sholat. Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa membaca Alquran dan mengajar membaca Alquran kepada tahanan lainnya,” ucap Ridho.
Perubahan positif Ridho mendapat apresiasi dari pihak Lapas. Ketua Lembaga Lapas IIB, Bapak F. Pandia SH, menyampaikan bahwa Ridho kini dipercaya sebagai marbut di masjid Lapas IIB Tebing Tinggi, sebuah peran yang penting dan terhormat.
Muhammad Ridho juga berpesan kepada pengguna dan pengedar narkoba agar berhenti dan menjauhi barang haram tersebut. “Yang ada kita menzalimi diri sendiri, merusak diri sendiri, dan jauh dari keluarga,” ujarnya. “Yang sudah saya alami, istri dan anak-anak terlantar serta jauh dari keluarga. Jujur inilah yang terjadi saat ini. Untuk yang di luar yang masih memakai dan menjual narkoba, berhentilah karena tidak ada gunanya, tidak ada yang bisa dibanggakan dari narkoba,” tambahnya. (Azwin)