GEMADIKA.com – Indonesia telah kehilangan tokoh militer tanah air Letnan Jendral TNI (Purn) Soegito bin Soeleman. Letjend TNI (Purn) meninggal di usia 86 tahun di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, Selasa (16/7/2024).

Diketahui Letjend (Purn) Soegito meninggal karena sakit pukul 00.05 WIB. Jenazah disemayamkan di rumah duka di Jalan Dahlia, Cijantung, Jakarta Timur, dan akan dikebumikan secara militer di Karawang, Jawa Barat.

Dilansir dari Wikipedia, Letnan Jenderal TNI (Purn) Soegito lahir 15 Februari 1938 merupakan mantan perwira tinggi TNI. Ia sebelumnya pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Soegito lahir sebagai anak kedelapan dari pasangan bapak Soeleman dan ibu Soechadinah di Yogyakarta pada 15 Februari 1938.

Kiprah Letjend (Purn) Soegito yang paling menegangka terjadi pada tahun 1962, Letnan Soegito bergabung dalam pasukan elit Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang saat ini disebut Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang ditugaskan untuk membebaskan sandera yang diculik oleh kelompok pemberontak Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Irian Barat.

Saat pasukan RPKAD berhasil menemukan lokasi penyanderaan, letnan Soegito melihat seorang pemberontak yang sedang lengah. Dia pun berinisiatif untuk mendekati dan melucuti senjata pemberontak tersebut. Namun, situasi berubah tegang ketika pemberontak lain menyadari aksinya.

Sadar bahwa keselamatan timnya terancam, kemudian Soegito mengambil langkah berani. Dia memerintahkan salah satu anggotanya untuk menembaknya jika dia gagal melucuti senjata musuh. Hal ini dilakukannya agar para pemberontak tidak curiga dan fokus tertuju pada dirinya.

Misi pembebasan sandera pun berhasil dengan gemilang. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Soegito tentang pentingnya ketegasan, keberanian, dan rela berkorban demi keselamatan tim.

Kisah Soegito dapat menjadi contoh nyata dari seorang prajurit yang penuh dedikasi dan patriotisme. Keberaniannya dalam mengambil risiko dan rela berkorban demi orang lain menjadi teladan bagi prajurit generasi muda. Kisah ini juga menunjukan bahwa dengan strategi yang cerdik dan kerjasama tim yang solid, rintangan yang paling sulit pun dapat diatasi. (Reza Ori)