BURU, GEMADIKA.comBanjir besar yang melanda Desa Grandeng, Kecamatan Lolong Goba, Kabupaten Buru, tidak hanya merusak lingkungan fisik, tetapi juga meninggalkan luka batin bagi para korban, khususnya anak-anak.

Menyadari pentingnya kesehatan mental anak-anak pasca-bencana, Polwan Polres Buru mengambil inisiatif untuk melakukan trauma healing pada Sabtu, (6/07/2024).

Banjir yang terjadi disebabkan oleh hujan deras yang berlangsung selama beberapa hari, menyebabkan sungai di daerah tersebut meluap.

Kejadian ini tidak hanya menghancurkan rumah-rumah dan fasilitas umum, tetapi juga berdampak pada psikologis warga, terutama anak-anak yang menjadi saksi kerusakan tersebut.

Baca juga :  Ranting Solograsya Sukseskan Perayaan Natal AMGPM Daerah Buru Utara

Pentingnya Trauma Healing bagi Anak-anak Korban Banjir

Trauma healing menjadi langkah penting dalam proses pemulihan, terutama bagi anak-anak. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu mereka mengolah kembali pengalaman traumatis dalam lingkungan yang aman dan mendukung, serta mengajarkan cara-cara untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan yang mungkin muncul di kemudian hari.

Peran Polwan dalam Trauma Healing di Desa Grandeng

Dengan kemampuan dan pelatihan khusus, Polwan Polres Buru berperan aktif dalam melakukan trauma healing. Keterlibatan mereka tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai sosok empatik yang dapat membantu anak-anak mengekspresikan perasaan dan pengalaman mereka melalui berbagai kegiatan. Hal ini membantu menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk berbagi dan belajar mengatasi perasaan mereka.

Baca juga :  Banjir Rob Kembali Hantam Indramayu, 4.354 Keluarga Terdampak dan Ratusan Hektare Sawah Terendam

Dampak Positif Trauma Healing terhadap Anak-anak

Aktivitas trauma healing telah menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap kondisi psikologis anak-anak di Desa Grandeng. Mereka menjadi lebih terbuka, bahagia, dan mampu kembali berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan lebih baik. (Kamel Jusmi)