MAGELANG, GEMADIKA.com – UNESCO Jakarta meluncurkan program “Cultivating Cultural Heritage for Sustainable Livelihoods” atau program Pelestarian Warisan Budaya untuk Menunjang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berkelanjutan di Balkondes Wanurejo, Magelang belum lama ini.
Program ini didanai oleh Reksa Dana Indeks BNP Paribas IDX30 Filantropi (BNP Paribas IDX30 Filantropi), sebagai bagian dari komitmen filantropis memberikan konstribusi kembali kepada masyarakat.
Inisiatif ini menandakan komitmen bersama untuk mendukung perekonomian lokal dan upaya pelestarian budaya masyarakat di sektor seni pertunjukan dan kerajinan.
Direktur Kantor Regional UNESCO di Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa mengatakan, sebagai satu-satunya badan PBB yang memiliki mandat di bidang budaya, UNESCO percaya akan kekuatan budaya untuk mendorong berbagai dimensi pembangunan berkelanjutan, termasuk penciptaan mata pencaharian, pendidikan yang berkualitas, dan inklusi sosial.
Inisiatif ini menandakan komitmen bersama untuk mendukung perekonomian lokal dan upaya pelestarian budaya masyarakat di sektor seni pertunjukan dan kerajinan.
“Program baru kami yang didukung oleh Reksa Dana BNP Paribas IDX30 Filantropi akan menunjukkan kekuatan budaya ini dan diharapkan dapat menginspirasi upaya-upaya serupa,” kata Maki Katsuno-Hayashikawa di sela-sela pada Selasa (2/7/2024) lalu.
Penting untuk diketahui, peluncuran program ini dihadiri oleh lebih dari 100 tamu undangan, termasuk para penerima manfaat, perwakilan pemerintah Kabupaten Magelang, media dan akademisi. Acara ini menampilkan pameran, pertunjukan seni inklusif, dan lokakarya komunitas, yang menghubungkan para penerima manfaat dengan aspek-aspek pelestarian warisan budaya dan pengembangan bisnis yang berkelanjutan.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di empat provinsi di Indonesia DI Yogyakarta, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Nusa Tenggara Barat, melalui dukungan pelatihan dan pendampingan dalam berbagai topik, termasuk perencanaan bisnis, literasi keuangan storytelling, pemasaran digital, dan pelestarian warisan budaya.
Lebih lanjut Maki Katsuno mengungkapkan, program Unesco saat ini telah menyentuh sekitar 300 penerima manfaat di seluruh daerah di Nusantara. Program ini merupakan kontribusi yang tepat waktu bagi rencana pembangunan nasional Indonesia untuk ekonomi kreatif sebagai elemen kunci untuk mencapai Visi Indonesia 2045.
Sektor kreatif saat ini, Imbuhnya mempekerjakan sekitar 19,39 juta orang dan menyumbang sekitar USD 82 miliar terhadap PDB nasional.
“Terlepas dari angka-angka ini, para pelaku ekonomi kreatif masih menghadapi berbagai tantangan termasuk kurangnya kesempatan pelatihan untuk menangkap pasar digital dan mempertahankan mata pencaharian mereka,” ujarnya.
Dalam upaya memperluas jaringan kemitraan ini, program UNESCO – BNP Paribas IDX30 Filantropi juga telah bersinergi dengan pemerintah lokal terkait program kebudayaan. Selain itu, program ini juga memfasilitasi sanggar-sanggar komunitas untuk mengikuti berbagai acara pemasaran dan pengembangan kapasitas.
“Kami sangat mendukung program ini karena kegiatan seperti ini bisa membantu upaya pemajuan kebudayaan. Warisan budaya tak benda seperti batik, lurik dan seni masuk dalam objek pemajuan kebudayaan. Program UNESCO – BNP Paribas IDX30 Filantropi ini bisa membantu menyentuh ruang ruang komunitas yang mungkin belum bisa terjangkau oleh kami,” jelas perwakilan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X (BPK X) Riris Purbasari.
Untuk diketahui, UNESCO dan BNP Paribas IDX30 Filantropi “Cultivating Cultural Heritage for Sustainable Livelihoods” merupakan bagian dari program Kita Muda Kreatif (@kitamudakreatif), sebuah inisiatif UNESCO Jakarta sejak tahun 2017 yang bertujuan untuk mengembangkan wirausahawan muda di sekitar situs-situs warisan budaya melalui perpaduan antara warisan budaya dan kreativitas. (G3)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan