GROBOGAN, GEMADIKA.com – Terletak tidak jauh dari jalan raya Purwodadi – Semarang, tepatnya di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong.  Api Abadi Mrapen mengeluarkan api dari dalam tanah dan tidak pernah padam walaupun turun hujan.

Api Abadi Mrapen memiliki asal-usul yang menarik dalam kemunculannya. Hal tersebut juga selaras dengan penggunaan apinya yang sering digunakan untuk beberapa acara penting.

Asal Usul Api Abadi Mrapen

Dilansir dari berbagai sumber, kisah berawal dari runtuhnya Kerajaan Majapahit pada tahun 1524. Hal tersebut membuat kerajaan Demak menjadi penguasa tunggal kerajaan Islam di Jawa.

Baca juga :  Sego Sambal Tempong, Nikmatnya Cita Rasa Pedas Khas Banyuwangi

Raden Patah selaku Raja Kerajaan Demak saat itu ingin menjadikan Kota Demak sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, dan penyebaran agama Islam ke seluruh Jawa. Maka dari itu sebagai lambang negara Islam dibangunlah sebuah Masjid Agung di Demak.

Pembangunan Masjid Agung Demak menggunakan serambi yang sebelumnya merupakan pendapa Majapahit. Pendapa Majapahit diboyong ke Demak oleh pasukan yang dipimpin oleh Sunan Kalijaga.

Dalam perjalanan membawa pendapa Majapahit, pasukan merasa kelelahan dan beristirahat ketika sampai di Mrapen. Namun karena tidak ada air minum di lokasi istirahat tersebut, Sunan Kalijaga kemudian bersemedi dan memohon kepada Tuhan agar diberi air untuk pasukannya.

Baca juga :  Bus Terguling di Tol Banyumanik Semarang, 11 Penumpang Dilarikan ke Rumah Sakit

Setelah bersemedi, Sunan Kalijaga menancapkan tongkatnya ke tanah dan kemudian dicabut. Namun ketika dicabut bukan air yang muncul tetapi justru muncul api yang tidak dapat padam. Tempat munculnya api itulah yang hingga kini menjadi lokasi Api Abadi Mrapen. (Reza Ori)