SRAGEN, GEMADIKA.com – Gunung Kemukus merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Bumi Sukowati. Berlokasi di Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen, Gunung Kemukus berada di ketinggian sekitar 300 meter diatas permukaan laut.
Setelah melalui revitalisasi penataan pembangunan bersama Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyata (Kemen PUPR) di tahun 2020 hingga akhir tahun 2021 serta di resmikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani pada bulan April 2022 lalu, kini Gunung Kemukus bertrasformasi menjadi lebih tertata rapi dengan pemandangan indah menawan.
Kisah Pangeran Samudra Sang Penyiar Islam
Dilansir dari berbagai sumber, Asal mula Gunung Kemukus tidak lepas dari legenda Pangeran Samudra yang melakukan syiar Agama Islam sampai di wilayah tersebut. Menurut cerita, Pangeran Samudra adalah putra Prabu Barwijaya V, raja terakhir Majapahit dari seorang ibu selir.
Sunan Kalijogo mengutus Pangeran Samudro mengembara ke arah selatan menuju Gunung Lawu. Sang Pangeran diminta belajar kepada ulama-ulama Islam yang dijumpai selama perjalanan ke selatan. Sunan Kalijogo berharap, ilmu agama yang dimiliki Pangeran Samudra kian lengkap sebagai bekalnya kelak dalam berdakwah Islam.
Pangeran Samudra berangkat wilayah sekitar Gunung Lawu. Saat Ia hendak pulang kembali ke Demak Bintoro. Dalam perjalanan dakwahnya Pangeran Samudra tiba di Desa Jenalas (kini wilayah Gemolong) untuk beristirahat. Selanjutnya, Pangeran Samudra kembali melanjutkan perjalanan dan tiba di padang oro-oro Kabar (sekarang bernama dukuh Kabar, Desa Bogorame Kecamatan Gemolong). Namun setibanya disana sang Pangeran jatuh sakit.
Ia meneruskan perjalanan sampai di dekat Dukuh Doyong (yang kini masuk wilayah Kecamatan Miri) kesehatan Pangeran Samudra kian memburuk. Salah satu abdi pengiring diminta untuk melanjutkan perjalanan untuk melapor kepada Sultan Demak Bintoro.
Sesampainya di Demak, sang abdi melaporkan kepada Sultan bahwa kemungkinan Pangeran Samudra tidak dapat sampai ke Demak. Sultan Demak Bintoro memerintahkan jika Pangeran Samudro akhirnya wafat agar dimakamkan di sebuah bukit, agak jauh dari lokasi sang Pangeran.
Namun sesampainya di tempat Pangeran Samudera telah wafat. Sesuai amanat Sultan Demak, jenazah Pangeran Samudra dimakamkan disebuah bukit sebelah barat laut Dukuh Doyong.
Makam tersebut berada di ketinggian sekitar 300 mdpl. Karena puncak bukit makam tersebut sering diselimuti kabut putih di pagi hari hingga mirip asap yang keluar dari kukusan penanak nasi maka dinamakan Gunung Kemukus.
Terbentuknya Sendang Ontrowulan
Ditempat terpisah, R.Ay Ontrowulan yang berada di Demak sangat bersedih hati mendengar kabar meninggalnya Pangeran Samudra. Sang putri berkehendak pergi ke Gunung Kemukus. Ia bermaksud untuk bertakziah memberi penghormatan terakhir kepada Pangeran Samudra. Sampai akhirnya sang putri mengiklhaskan kepergian Pangeran Samudra menghadap Sang Khalik.
Dalam suasana berduka, R.Ay. Ontrowulan menuju ke sebuah sendang dan mengambil airnya untuk bersuci. Sang putri lalu menenangkan batin dan berdoa kepada Allah SWT. Setelah memperoleh petunjuk, Ia kemudian memutuskan tinggal di Gunung Kemukus hingga wafatnya.
Hingga saat ini, Mata air tempat bersuci itu sekarang dikenal dengan nama “Sendang Ontrowulan”. Letaknya di bawah area makam Pangeran Samudra. Air sendang itu tidak pernah kering walaupun saat musim kemarau tiba.
Sebagaimana nasihat dari Sang Pangeran yang dituturkan secara turun temurun: “Sing sopo duwe pajongko marang samubarang kang dikarepke, bisane kalakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep, ati kang suci, ojo slewing-slewing. Kudu mindeng marang kang katuju, cedhakno pangrasa tresna marang Gusti Allah kaya dene yen arep nekani kang ditresnani “. (Reza Ori)