BALI, GEMADIKA.com – Selain terkenal dengan Wisata Pantainya, Bali juga mempunyai tradisi unik yaitu membakar jenazah atau dikenal dengan ngaben.

Tradisi pemakaman di Bali mungkin sangat berbeda dengan pemakaman di daerah lainnya. Tradisi ini dikenal dengan istilah Ngaben di mana jenazah dibakar atau dikremasi kemudian abunya dihanyutkan ke laut.

Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali untuk mengembalikan roh dari seseorang yang sudah meninggal agar kembali kepada Sang Pencipta.

Dengan tujuan untuk menyempurnakan kematian. Masyarakat Hindu Bali mempercayai tubuh dari jenazah memang sudah mati, namun roh atau atman masih berada di Bumi atau bahkan masih berkeliaran di sekitar rumahnya.

Agar atman dapat kembali kepada Sang Maha Pencipta, maka dibuatlah upacara ngaben dan jasad dari orang yang sudah meninggal tersebut bisa kembali ke unsur alam.

Tidak hanya itu, ngaben ini juga punya tujuan lain, yaitu melepaskan sang atma dari ikatan duniawi termasuk ikatan dengan keluarganya. Harapannya, sang keluarga yang ditinggalkan bisa segera ikhlas dan melepas kepergian sang jenazah.

Jenis-jenis upacara ngaben sebenarnya ada banyak sekali. Hal ini karena Bali menerapkan konsep Desa, Kala, Patra yang berarti tempat, waktu, dan situasi. Di mana setiap upacara di Bali termasuk upacara ngaben menggunakan konsep tersebut.

Baca juga :  Tragis! Bayi Karyawan di Grobogan Meninggal Dunia Setelah Dilahirkan di Pabrik

Detail tata cara upacara ngaben setiap desa tentu berbeda, tapi secara garis besar ada beberapa hal yang sama. Ini tata cara ngaben di Bali.

  1. Ngulapin Tanda Dimulainya Upacara Ngaben
    Ngulapin adalah upacara memanggil jenazah agar memasuki “Sawa” atau simbolis dari roh manusia yang sudah meninggal.
  2. Ngeringkes
    Pada tata cara upacara ngaben satu ini terdapat proses pemandian jenazah sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal ini bertujuan agar sang atma bisa bereinkarnasi dengan tubuh yang lengkap.
  3. Ngajum Kajang
    Rangkaian ini adalah simbolis bagi keluarga dan orang terdekat bahwa mereka sudah siap melepas kepergian jenazah.
  4. Ngaskara
    Tata cara upacara ngaben ini memiliki arti penyucian roh agar bisa kembali kepada Tuhan yang Maha Esa.
  5. Mameras
    Bagi jenazah yang sudah memiliki cucu, biasanya akan ada prosesi mameras yang artinya sang jenazah sudah sukses dan sudah selesai tanggung jawabnya di dunia.
  6. Papegatan
    Papegatan ini berarti putus. Tandanya hubungan antara keluarga maupun kerabat dengan sang jenazah sudah putus dan sudah ikhlas melepas jenazah.
  7. Pakiriman
    Prosesi ini terjadi setelah Papegatan, di mana sang jenazah akan masuk ke dalam Bade atau keranda tinggi. Keluarga akan mengantar Bade ke kuburan beriringan dengan gamelan Bali. Keluarga dan semua yang mengantar jenazah akan melakukan pemutaran keranda sebanyak tiga kali sebagai tanda perpisahan.
  8. Ngeseng atau Inti Upacara Ngaben
    Ini adalah inti dari tata cara upacara ngaben, di mana sang jenazah dibakar. Biasanya, upacara ini dipimpin oleh Pedanda atau pemuka agama Hindu. Setelah tubuh jenazah habis dibakar, maka sisa abu atau tulang akan dikumpulkan, dihaluskan, dan dimasukkan ke dalam buah kelapa.
  9. Nganyud
    Nganyud adalah upacara untuk menghanyutkan sisa jenazah ke laut. Tujuannya agar ketidaksucian jenazah hanyut dari dunia.
Baca juga :  Jelang Nataru, Polres Lubuk Linggau Kerahkan Ratusan Personel dalam Operasi Lilin 2024

Itulah penjelasan tentang tata cara upacara ngaben. Hingga saat ini, belum ada jasa pemakaman untuk ngaben karena selain biaya upacara ngaben yang besar, prosesinya juga cukup panjang dan melibatkan banyak langkah rumit serta penuh makna. (Reza Ori)