GEMADIKA.com – Di dunia siber saat ini, berbagai jenis malware muncul dengan cara yang semakin kompleks. Salah satu jenis malware yang memprihatinkan adalah extortionware, yang sering kali disamakan dengan ransomware, meskipun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut adalah penjelasan mendalam tentang extortionware dan cara mengantisipasinya.

Apa Itu Extortionware?

Extortionware adalah jenis malware yang digunakan untuk memeras korban dengan cara yang berbeda dari ransomware. Umumnya, extortionware melibatkan pencurian data sensitif dan mengancam korban dengan penggunaan atau publikasi data tersebut kecuali jika mereka membayar sejumlah uang. Misalnya, penjahat siber mungkin mencuri informasi dari sebuah perusahaan dan mengancam akan mengungkapkan data tersebut kepada publik atau menjualnya kepada pesaing. Hal ini dapat merugikan perusahaan, baik dari segi finansial maupun reputasi, karena data sensitif seperti kekayaan intelektual atau daftar klien dapat digunakan secara merugikan.

Extortionware juga dapat mempengaruhi individu. Data pribadi yang dicuri dapat digunakan untuk pemerasan atau penipuan, yang sering kali berakhir dengan pemerasan setelah korban menyadari situasinya.

Contoh Extortionware

  • Sextortion: Melibatkan pemanfaatan foto, video, atau pesan NSFW (Not Safe For Work) untuk memeras korban. Ini dapat termasuk materi dewasa yang digunakan untuk memaksa korban membayar sejumlah uang.
  • Doxing: Memublikasikan informasi pribadi seseorang untuk menyerang privasinya. Ini bisa melibatkan pengungkapan alamat rumah, nomor telepon, atau informasi pribadi lainnya.

Salah satu kasus terkenal adalah pelanggaran data pada Ashley Madison pada tahun 2015. Peretas mencuri dan merilis informasi pribadi pengguna situs tersebut, termasuk nama, alamat email, dan informasi perbankan, yang menyebabkan lonjakan pemerasan online terhadap mantan pengguna Ashley Madison.

Perbedaan antara Extortionware dan Ransomware

Meskipun extortionware dan ransomware sering kali disamakan, keduanya memiliki perbedaan mendasar. Extortionware dan ransomware sama-sama memanfaatkan kontrol atas korban, tetapi metode dan tujuan mereka berbeda:

  • Ransomware: Biasanya melibatkan penguncian sistem atau data, sehingga korban tidak dapat mengakses informasi tanpa kunci dekripsi yang benar. Ransomware sering kali menuntut pembayaran tebusan dalam bentuk mata uang kripto untuk mendapatkan kembali akses.
  • Extortionware: Tidak selalu melibatkan enkripsi data. Sebagai gantinya, data yang dicuri dapat digunakan untuk pemerasan langsung atau ancaman publikasi. Misalnya, sextortion adalah bentuk pemerasan yang melibatkan ancaman dengan menggunakan materi NSFW untuk memaksa korban membayar uang.

Dalam beberapa kasus, extortionware dan ransomware dapat digabungkan. Misalnya, dalam serangan ransomware pemerasan ganda, peretas dapat mengenkripsi data dan mencuri informasi, lalu menuntut pembayaran untuk membuka kunci data serta untuk tidak mengungkapkan data yang dicuri.

Cara Mengantisipasi Extortionware

Untuk melindungi diri dari extortionware, kamu dapat mengikuti langkah-langkah keamanan dasar yang juga efektif melawan ransomware:

  1. Gunakan Kata Sandi yang Kuat: Pastikan kata sandi yang digunakan adalah kuat dan unik. Gunakan manajer kata sandi untuk menyimpan detail login dengan aman.
  2. Waspada terhadap Phishing: Hindari klik pada tautan yang mencurigakan atau membuka lampiran dari sumber yang tidak dikenal.
  3. Gunakan VPN: Melindungi data saat transit dengan menggunakan VPN dapat mencegah pencurian informasi.
  4. Perlindungan Perangkat: Gunakan perangkat lunak keamanan yang solid, termasuk firewall, untuk menjaga perangkat tetap aman dari serangan malware.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu dapat mengurangi risiko terkena serangan extortionware dan melindungi informasi pribadi serta bisnis dari potensi ancaman siber. (MonD)