MAMASA, GEMADIKA.com – Sekitar 700 hektar lahan persawahan di Desa Tondok Bakaru, Kabupaten Mamasa, terancam gagal panen akibat rusaknya saluran irigasi. Masalah ini telah menyebabkan kekeringan pada lahan persawahan, yang berdampak pada hasil panen para petani setempat.

Paulus, seorang petani di desa tersebut, mengeluhkan kondisi ini yang telah berlangsung selama lima tahun terakhir.

“Irigasi ini sempat dikerjakan melalui anggaran dana Desa namun hanya pada hilir saja sehingga lantai yang bocor masih tidak teratasi,” ujar Paulus saat ditemui di Desa Tondok Bakaru, Jumat (23/08/2024).

Tidak hanya Desa Tondok Bakaru, sawah di Desa Rambu Saratu juga terkena dampak dari kerusakan irigasi ini. Paulus berharap agar Pemerintah Daerah segera memberikan perhatian khusus atau menginstruksikan Kepala Desa untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak.

Baca juga :  Sopir Mengantuk Picu Kecelakaan Maut 3 Truk di Aceh Barat, Satu Korban Tewas

Sementara itu, Kepala Desa Tondok Bakaru, Matheus Daniel Dessaratu, saat dikonfirmasi, menjelaskan bahwa perbaikan irigasi ini membutuhkan dana yang besar dan tidak dapat sepenuhnya ditanggung oleh dana desa.

“Perbaikan irigasi ini butuh Dana besar dan tidak bisa dicover oleh Dana Desa karena Dana Desa sendiri terbatas dan sudah dilakukan upaya perbaikan melalui dana Desa namun tidak cukup, bahkan sudah menghubungi Pemerintah Daerah dan Provinsi namun karena kondisi defisit sehingga belum ada tanggapan,” jelasnya.

Baca juga :  2 Oknum Kepala Desa di Mamasa di Vonis pelanggaran Pilkada

Selain itu, menurut Kepala Desa ada banyak warga yang tidak membersihkan titik aliran ke persawahan mereka dan juga debit air yang kurang karena masih terbagi tiga yakni ke Desa Rambu Saratu, Area Kodim dan Gereja Katolik.

“Sampai saat ini untuk Desa Rambu Saratu masih teraliri air 95% tapi memang tidak cukup dan irigasi ini butuh dana besar, Dana Desa tidak mampu karena sudah ada aturan peruntukannya dan kita sudah melakukan upaya namun hanya talud,” tambahnya. (Antyka)