JAKARTA, GEMADIKA.com – Desain Istana Negara di Ibu Kota Nusantara (IKN) baru-baru ini menjadi pusat perhatian publik setelah diperlihatkan ke khalayak. Istana yang dirancang dengan bentuk Garuda, lambang negara Indonesia, mengundang berbagai reaksi dari warganet. Alih-alih mendapatkan pujian, tak sedikit warganet yang menilai bentuk Istana Garuda tersebut lebih menyerupai kelelawar daripada burung Garuda.
Salah satu komentar yang mencuri perhatian datang dari akun @sukroachmadd di platform media sosial, yang menuliskan, “Bagus sih, tapi serem kek kerajaan kelelawar.” Tak hanya itu, akun @harrymorrison22 juga ikut menimpali, “Itu mah bukan garuda, tapi kalong.”
Komentar-komentar seperti ini tak terhenti hanya di media sosial. Penampilan sayap Istana yang berwarna cokelat gelap dikaitkan dengan aura mistis yang menyerupai kerajaan siluman kelelawar. Kesan suram dari Istana Garuda ini menimbulkan polemik di kalangan warganet, terutama di tengah antusiasme masyarakat menyambut pembangunan IKN.
Menanggapi sorotan publik ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono akhirnya memberikan klarifikasi. Dalam keterangannya, Basuki menyampaikan bahwa penjelasan mengenai desain Istana Garuda telah diberikan oleh Nyoman Nuarta, seniman yang bertanggung jawab atas rancangan ini.
“Kalau menurut apa, Pak Nyoman Nuarta, itu kalau nanti kena oksidasi itu jadi hijau seperti GWK,” jelas Basuki di Istana Negara Jakarta, Selasa (6/8).
Basuki menambahkan bahwa Istana Garuda ini dibuat dari perunggu yang diberi cairan khusus, yang kemudian akan mengalami proses oksidasi sehingga menghasilkan perubahan warna menjadi hijau, mirip dengan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
“Memang butuh waktu lama untuk oksidasi seperti patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Kayak Patung GWK itu berapa lama? Kan ini IKN untuk jangka panjang,” ungkap Basuki.
Nyoman Nuarta: Seniman di Balik Rancangan Ikonik
I Nyoman Nuarta, nama yang kini semakin dikenal luas, merupakan seniman yang memenangkan sayembara desain Istana Garuda di IKN pada tahun 2022. Desain yang diajukan Nuarta ini akhirnya disetujui oleh Presiden Joko Widodo sebagai bentuk final Istana Presiden di IKN.
Nyoman Nuarta bukanlah sosok baru dalam dunia seni rupa, terutama dalam seni patung. Pria kelahiran Tabanan, Bali, 72 tahun silam ini telah menciptakan berbagai mahakarya yang diakui secara nasional maupun internasional. Salah satu karyanya yang paling dikenal adalah Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali, yang juga menjadi inspirasi dalam desain Istana Garuda di IKN.
Selain GWK, Nyoman Nuarta juga dikenal sebagai kreator dari Patung Fatmawati Soekarno di Kota Bengkulu. Dengan berbagai karya monumental yang telah dihasilkan, reputasi Nyoman Nuarta sebagai seniman patung tidak diragukan lagi. (MonD)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan