JAKARTA, GEMADIKA.com – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sedang menjajaki potensi kerja sama dengan Pemerintah Uzbekistan. Fokus utama dari kerja sama ini adalah sister province antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Regional Samarqand di Uzbekistan. Kepala BSKDN, Yusharto Huntoyungo, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini akan melibatkan berbagai bidang, termasuk kebudayaan, perdagangan, dan bidang relevan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Kerja sama ini (direncanakan) untuk memperkuat bidang kebudayaan, lalu meningkatkan pemahaman tentang kebudayaan kedua belah pihak lalu berikutnya untuk perdagangan, dan beberapa hal yang mungkin saja kita bisa jajaki lewat pertemuan kali ini,” ungkap Yusharto saat memimpin rapat dengan Himpunan Petani Sejahtera Mandiri Indonesia (HPSMI) secara virtual dari Ruang Video Conference BSKDN pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Yusharto juga menambahkan bahwa potensi kerja sama ini tidak hanya terbatas pada bidang budaya, tetapi juga mencakup pariwisata, teknologi pertanian, promosi dialog antaragama, serta penguatan harmonisasi sosial. Bidang lain yang mungkin menjadi fokus adalah pengembangan infrastruktur, pertukaran pelajar, dan penelitian bersama.
“Dari kemungkinan penjajakan ini, kita bisa melihat kemungkinan untuk bisa menggunakan fasilitas atau katakanlah program yang sudah disiapkan oleh Indonesia Eurasia International Council atau Himpunan Petani Sejahtera Mandiri Indonesia (HPSMI) sebagai mitra kita,” terangnya.
Sebagai negara terbesar di Asia Tengah, Uzbekistan memiliki berbagai potensi yang dikelola dengan baik, terutama dalam sektor pertanian. Produk utama pertanian Uzbekistan meliputi kapas, gandum, buah, dan sayur, yang menyumbang sekitar 25 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara. Keberhasilan ini menjadi peluang kerja sama yang menarik bagi Indonesia, yang merupakan negara agraris.
“Prinsipnya kami siap memfasilitasi terjadinya kerja sama ini dan menindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang relevan,” pungkas Yusharto. (Moh Rudolf)