GEMADIKA.comGempa bumi yang disebabkan oleh lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua menghasilkan medan tegangan yang dikenal sebagai zona megathrust. Di Indonesia, terdapat beberapa zona megathrust aktif, antara lain:

  1. Subduksi Sunda: Meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba
  2. Subduksi Banda
  3. Subduksi Lempeng Laut Maluku
  4. Subduksi Sulawesi
  5. Subduksi Lempeng Laut Filipina
  6. Subduksi Utara Papua

Meskipun disebut megathrust, zona ini tidak selalu memicu gempa berkekuatan besar. Sebagian besar gempa yang terjadi di zona ini adalah gempa kecil. Namun, terdapat skenario terburuk yang memperkirakan bahwa gempa dengan magnitudo lebih dari 8,7 bisa terjadi jika dua segmen megathrust bergerak bersamaan. Hingga kini, BMKG dan BPBD belum bisa memprediksi dengan pasti zona mana yang akan memicu gempa dalam waktu dekat. Zona megathrust paling aktif di Indonesia terletak di selatan Jawa, dengan beberapa gempa besar tercatat pada tahun-tahun berikut: 1903 (M7,9), 1921 (M7,5), 1937 (M7,2), 1981 (M7,0), 1994 (M7,6), 2006 (M7,8), dan 2009 (M7,3).

Prediksi Gempa Besar di Indonesia

Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, membandingkan kekhawatiran terhadap megathrust Nankai di Jepang dengan kekhawatiran ilmuwan Indonesia terhadap dua zona megathrust utama di Indonesia, yaitu Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Siberut (M8,9). Daryono menjelaskan, “Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata ‘tinggal menunggu waktu’ karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.”

Gempa Megathrust di Jepang

Pada 8 Agustus 2024, gempa berkekuatan 7,1 magnitudo mengguncang Pulau Kyushu, Jepang, yang bersumber dari Megathrust Nankai. Daryono mengingatkan bahwa gempa ini bisa memicu tsunami besar yang berpotensi menjalar hingga ke Indonesia. “Jika gempa dahsyat di Megathrust Nankai tersebut benar-benar terjadi dan menimbulkan tsunami maka hal ini perlu kita waspadai, karena tsunami besar di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia,” ujar Daryono. Megathrust Nankai merupakan salah satu zona seismic gap atau zona sumber gempa potensial yang belum mengalami gempa besar dalam puluhan hingga ratusan tahun terakhir.

Upaya Mitigasi

BMKG terus memantau aktivitas gempa dan tsunami serta melakukan mitigasi bencana untuk mengurangi risiko dampak bencana. Sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) telah disiapkan untuk menyebarkan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di seluruh Indonesia. Selain itu, BMKG akan terus memantau aktivitas di zona Megathrust Nankai untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi.

Apa Itu Gempa Megathrust?

Megathrust berasal dari kata “Mega” yang berarti besar dan “Thrust” yang berarti sesar sungkup. Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, di mana lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua di kedalaman dangkal, menyebabkan akumulasi tekanan hingga titik kritis dan akhirnya melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi. Jika terjadi di laut, gempa megathrust dapat memicu tsunami besar. Di Indonesia, segmen-segmen megathrust di Samudera Hindia Selatan Jawa memiliki potensi magnitudo sebesar 8,7 atau lebih, tergantung pada pergerakan segmen-segmen tersebut.

Kesimpulan

Zona megathrust di Indonesia dan Jepang menjadi perhatian serius para ilmuwan karena potensi gempa besar yang bisa terjadi kapan saja. Upaya mitigasi dan sistem peringatan dini terus dikembangkan untuk mengurangi dampak dari bencana yang mungkin terjadi. (MonD)