BANGKALAN, GEMADIKA.com – Sebagai salah satu ungkapan rasa syukur memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-79, Perumahan Graha Mentari khususnya RT.03/RW.06 Kel.
Mlajah Kec. Bangkalan menggelar kegiatan malam tasyakuran dan doa bersama di Aula Fasilitas Umum (Fasum) Blok D.
Kali ini Grup Hadroh Modern Jama’atul Jannah dipercaya tampil dalam pembukaan malam tasyakuran Perumahan Graha Mentari RT.03/RW.06.
Dengan penampilan grup hadroh modern Jama’atul Jannah, masyarakat yang hadir turut larut dalam suasana religi Islami. Dengan lantunan lagu sholawat yang diiringi dengan musik khas rebana, seakan menghipnotis para hadirin sehingga tanpa disadari mereka ikut bersama–sama melantunkan lagu yang dibawakan para vokalis.
“Saya pribadi sangat mengapresiasi kepada grup hadroh Modern Jama’atul Jannah yang sudah tampil sangat luar biasa pada malam ini,” ungkap ketua RT.03/RW.06 Moh Fadli SH.
Jum’at (16/08/24).
Setelah penampilan hadroh dilanjutkan dengan pembacaan do’a dan pemotongan tumpeng sebagai simbol syukur dan harapan akan kemakmuran bangsa.
Pria yang akrab di sapa Fadli mengungkapkan bahwa sudah menjadi tradisi setiap tahun saat malam 17 Agustus diadakan tasyakuran
tingkat RT.
“Ini merupakan wujud rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena tanpa kemerdekaan yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno – Hatta atas nama bangsa Indonesia, kita tidak akan pernah bisa merasakan kemerdekaan seperti sekarang ini, “ terangnya.
Kepala Seksi Operasional Satpol PP Bangkalan ini juga menambahkan, kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini tidak terlepas dari rakhmat dan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena itu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, diawali dengan kalimat “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa”, sebagai bentuk rasa syukur dan pengakuan atas kebesaran Tuhan.
“Saya berharap, Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ini jangan dipandang sebagai kegiatan seremonial, rutinitas dan kewajiban belaka, sehingga seolah hadir tanpa tanpa makna. Akan tetapi hendaknya dipandang sebagai moment penting dan sangat menentukan bagi perjalanan hidup bangsa Indonesia. Selain itu, juga sebagai wahana introspeksi dan retrospeksi atas apa yang telah dicapai di masa-masa kemerdekaan, “ pesannya. (Maulana)