GEMADIKA.comGoogle DeepMind, perusahaan teknologi kecerdasan buatan (AI) milik Alphabet, baru-baru ini memamerkan pencapaian terbarunya dalam dunia robotika dengan meluncurkan lengan robot yang mampu bermain tenis meja dengan mengesankan. Lengan robot ini tidak hanya mampu membalas pukulan backhand dan forehand, tetapi juga dapat menangani pukulan yang menyentuh net dengan keterampilan yang luar biasa.

Dalam serangkaian pertandingan tenis meja, robot ini berhasil mengalahkan lawan tingkat amatir dalam 13 dari 29 pertandingan yang diikutinya. Meskipun robot ini belum mencapai tingkat keterampilan pemain profesional, kemampuannya untuk bersaing dengan pemain amatir adalah sebuah prestasi penting dalam sejarah AI.

Menurut MIT Technology Review, pemain manusia yang bertanding melawan robot ini menikmati pengalaman tersebut. Mereka menyebutkan bahwa pertandingan dengan robot menjadi tantangan menarik yang bisa membantu meningkatkan keterampilan mereka sebagai mitra latihan.

Dalam sebuah video pertandingan yang diunggah oleh Atil Iscen di YouTube, terlihat bagaimana lengan robot DeepMind dengan cekatan menangani berbagai pukulan dan gaya bermain. Meskipun robot ini tidak memiliki kaki, ia tampak ‘melompat-lompat’ mirip dengan manusia selama permainan.

Pannag Sanketi, insinyur DeepMind yang memimpin proyek ini, mengatakan, ” Bahkan beberapa bulan yang lalu, kami memperkirakan bahwa secara realistis robot tersebut mungkin tidak dapat menang melawan orang-orang yang belum pernah dimainkannya sebelumnya.”

DeepMind menggunakan pendekatan bercabang untuk mengajarkan lengan robotnya. Pertama, sistem ini dilatih melalui simulasi komputer yang meniru fisika dan permainan tenis meja secara realistis. Kemudian, tim menyempurnakan keterampilan robot dengan memanfaatkan data dunia nyata.

Selama pertandingan, robot menggunakan sepasang kamera untuk melacak posisi bola dan teknologi penangkapan gerak untuk mengamati gerakan lawan manusia. Data ini kemudian dimasukkan kembali ke dalam simulasi untuk terus meningkatkan taktik robot melalui umpan balik berkelanjutan. Dengan cara ini, robot akan semakin baik seiring bertambahnya jumlah pertandingan yang dimainkan.

Namun, sistem ini memiliki beberapa keterbatasan. Robot kesulitan mengembalikan bola yang datang dengan sangat cepat, bola yang jauh dari meja, atau bola yang meluncur rendah. Selain itu, robot juga mengalami kesulitan melawan pemain yang memberikan bola dengan putaran (spin) yang sangat kuat karena keterbatasan dalam mengukur rotasi bola. DeepMind berpendapat bahwa pemodelan AI prediktif yang ditingkatkan dan deteksi pukulan yang lebih cerdas dapat membantu mengatasi masalah ini.

Meskipun proyek ini terlihat seperti sebuah langkah kecil dalam dunia olahraga robot, ini merupakan tonggak penting menuju penciptaan robot yang dapat melakukan tugas fisik yang rumit dengan aman di lingkungan alami seperti rumah atau gudang. Penelitian ini membuka peluang untuk penerapan teknologi AI di berbagai bidang lainnya.

Lerrel Pinto, peneliti ilmu komputer di Universitas New York, menyatakan, ” Saya sangat senang melihat sistem robot benar-benar bekerja dengan dan di sekitar manusia nyata, dan ini adalah contoh yang luar biasa.”

Google DeepMind telah membuktikan bahwa mesin pelatihan AI mereka dapat diadaptasi untuk berbagai aplikasi, dan meskipun robot ini masih jauh dari sempurna, pencapaian ini menunjukkan potensi besar untuk pengembangan teknologi AI di masa depan. (MonD)