KENDARI. GEMADIKA.com – Sebuah video berdurasi 47 detik yang memperlihatkan kondisi memprihatinkan Gerbang Selamat Datang Kawasan Wisata Toronipa viral di media sosial. Video tersebut menunjukkan kerusakan serius pada pilar gerbang yang baru diresmikan pada Februari 2024 dan dibangun dengan anggaran sekitar Rp32 miliar, Rabu (11/9/2024).
Gerbang megah ini terletak di Kelurahan Kasilampe, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, dan awalnya dibangun sebagai akses utama menuju Pantai Toronipa di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe. Desainnya yang mirip dengan Tower Bridge di London membuat gerbang ini sempat menjadi sorotan publik.
Namun, kerusakan pada pilar-pilar gerbang yang terbuat dari Glass Reinforced Concrete (GRC) dan rangka baja mengejutkan banyak pihak.
Seorang pria dalam video tersebut mengungkapkan bahwa ia awalnya mengira gerbang ini terbuat dari beton solid, namun ternyata pilar-pilar tersebut kosong di dalamnya dan mudah rusak.
“Banyak yang mengira gerbang ini terbuat dari campuran beton yang solid. Saya baru tahu bahwa di dalamnya kosong, dan kondisinya sudah banyak mengalami kerusakan,” ujarnya.
Tak hanya pilar, lampu-lampu di setiap gerbang juga dilaporkan hilang dicuri. Jufri, seorang warga setempat, mengonfirmasi bahwa delapan lampu gerbang hilang dicuri, dan kabel-kabelnya pun dipotong.
“Delapan lampu hilang dicuri, dan kabelnya juga dipotong,” ujar Jufri sambil menunjukkan kabel yang terputus di lokasi gerbang pada Rabu (11/9/2024).
Pihak kontraktor telah mulai memperbaiki beberapa bagian pilar yang bocor dan rusak. Namun, warga setempat masih mempertanyakan kualitas pembangunan yang menelan biaya sangat besar tersebut.
Indrayadhi, seorang warga yang ditemui di Kendari, mengungkapkan kekecewaannya setelah mengetahui kondisi pilar gerbang yang tidak sesuai dengan ekspektasinya.
“Saya juga baru tau kalau di dalamnya itu ternyata kosong, hanya seperti gypsum yang tutupi gerbang itu,” kata Indrayadhi.
Indrayadhi juga menyayangkan ulah tangan-tangan nakal yang merusak ikon baru Kota Kendari ini.
“Seperti yang kita lihat, kondisinya sudah banyak mengalami kerusakan,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) melalui Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Sultra, Pahri Yamsul, memberikan klarifikasi terkait viralnya kerusakan gerbang tersebut. Pahri menjelaskan bahwa kerusakan tersebut bukan terjadi secara alami, melainkan akibat ulah orang tidak dikenal (OTK).
Pahri juga menjelaskan bahwa penggunaan material GRC dalam pembangunan gerbang dipilih karena alasan estetika dan kemudahan perawatan.
“Contohnya di Rujab Gubernur, Kantor Gubernur itu semua kolom-kolom besar tidak ada isinya, jadi beton saja kemudian kita bungkus dengan GRC (Glass Reinforced Concrete), dia beton campuran serat kaca,” kata Pahri.
Pihaknya pun menahan sekitar Rp6 miliar dari pembayaran kontraktor hingga perbaikan selesai dilakukan.
“Itu kita tahan sampai dilakukan perbaikan terhadap kerusakan tersebut,” jelasnya.
Meskipun beberapa perbaikan sudah dilakukan, publik masih mempertanyakan mengapa bangunan dengan anggaran sebesar itu bisa mengalami kerusakan begitu cepat setelah diresmikan. (MonD)