GEMADIKA.comMeta, perusahaan induk Facebook, kembali melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada Rabu (16/10). Langkah ini mengejutkan banyak pihak, mengingat sejarah PHK besar-besaran yang telah dilakukan perusahaan dalam dua tahun terakhir. Apakah ini merupakan strategi realokasi sumber daya yang diperlukan, atau pertanda ketidakstabilan yang lebih besar di Silicon Valley?

Realokasi Sumber Daya atau Efisiensi Berlebihan?

Juru bicara Meta menegaskan bahwa PHK ini merupakan bagian dari strategi realokasi sumber daya. Dalam pernyataan resmi kepada TechCrunch, mereka menjelaskan:

“Hari ini, beberapa tim di Meta membuat perubahan untuk memastikan sumber daya selaras dengan tujuan strategis jangka panjang dan strategi lokasi mereka. Ini termasuk memindahkan beberapa tim ke lokasi yang berbeda, dan memindahkan beberapa karyawan ke peran yang berbeda. Dalam situasi seperti ini ketika suatu peran dihilangkan, kami bekerja keras untuk menemukan peluang lain bagi karyawan yang terdampak.”

Meskipun Meta tidak mengungkapkan jumlah pasti karyawan yang terkena dampak, sumber internal mengklaim bahwa lebih dari selusin orang di beberapa tim diberhentikan melalui panggilan video. Beberapa karyawan yang diberhentikan dilaporkan menerima pesangon selama enam minggu.

Baca juga :  Sopir Mengantuk Picu Kecelakaan Maut 3 Truk di Aceh Barat, Satu Korban Tewas

Dampak Luas di Berbagai Divisi

PHK kali ini tampaknya berdampak luas, meliputi berbagai divisi di Meta. Menurut laporan The Verge, karyawan yang bekerja di Reality Labs, Instagram, dan WhatsApp juga terkena dampak PHK tersebut. Unggahan media sosial dari mantan karyawan mengindikasikan bahwa tim Threads, perekrutan, operasi hukum, dan desain juga terkena imbas.

Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah pemberhentian Jane Manchun Wong, seorang insinyur perangkat lunak yang baru direkrut untuk bergabung dengan tim Threads pada tahun 2023. Wong dikenal karena keahliannya dalam mengungkap fitur-fitur yang belum diumumkan di aplikasi Meta.

Sejarah PHK di Meta

PHK ini bukanlah yang pertama bagi Meta. Dalam dua tahun terakhir, perusahaan telah melakukan beberapa gelombang PHK besar:

  • Tahun 2022: Meta memberhentikan sekitar 13% dari tenaga kerjanya, atau 11.000 karyawan.
  • Tahun 2023: 10.000 karyawan lainnya diberhentikan, dan 5.000 posisi terbuka ditarik.
Baca juga :  Memahami Angka Romawi: Sistem Penomoran Kuno yang Masih Relevan

CEO Mark Zuckerberg secara pribadi mengambil tanggung jawab atas PHK besar-besaran ini, yang diklaim sebagai upaya untuk menyesuaikan ukuran perusahaan setelah perekrutan agresif selama pandemi COVID-19.

Implikasi dan Pertanyaan yang Muncul

PHK terbaru ini menimbulkan beberapa pertanyaan penting:

  1. Apakah ini merupakan tanda bahwa Meta masih berjuang untuk menemukan keseimbangan yang tepat dalam struktur organisasinya?
  2. Bagaimana dampak PHK ini terhadap moral karyawan dan produktivitas perusahaan?
  3. Apakah strategi realokasi sumber daya ini akan membantu Meta menghadapi tantangan di industri teknologi yang semakin kompetitif?

Sementara Meta terus berupaya untuk “mengalokasikan kembali sumber daya”, nasib karyawan yang terkena dampak dan arah strategis perusahaan ke depan tetap menjadi topik yang akan dipantau ketat oleh industri dan publik. (Mnztd)