JAKARTA, GEMADIKA.comPT Pos Indonesia resmi meluncurkan prangko NFT (Non-Fungible Token) pertama mereka dengan tema burung Cenderawasih pada Jumat (27/9/2024). Peluncuran ini menandai langkah besar perusahaan dalam memadukan nilai tradisional prangko dengan inovasi teknologi blockchain.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengonfirmasi peluncuran ini melalui akun Instagram resminya pada Selasa (1/10/2024). Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa prangko NFT ini merupakan bagian dari upaya mendorong generasi muda untuk kembali tertarik pada filateli dengan sentuhan kemudahan teknologi digital. “Prangko NFT diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk kembali menggiatkan hobi filateli dengan berbagai kemudahan yang dimiliki,” tulis Kemenkominfo dalam keterangannya.

Apa Itu Prangko NFT?

Prangko NFT merupakan prangko digital yang terverifikasi menggunakan teknologi blockchain. Melalui teknologi ini, kolektor dapat mengoleksi, memperdagangkan, dan mentransfer prangko secara daring dengan mudah. PT Pos Indonesia bekerja sama dengan platform prangko NFT asal Belanda yang telah sukses membantu penerbitan prangko NFT di sejumlah negara Eropa.

Baca juga :  Masyarakat Pulau Pari Tolak Proyek Reklamasi PT CPS, Menteri KKP Beri Sanksi Atas Kegiatan Ilegal

Burung Cenderawasih, sebagai tema perdana prangko NFT ini, dipilih untuk menggambarkan kekayaan alam Indonesia. Prangko dengan nilai nominal Rp 150 ribu ini diproduksi dalam jumlah terbatas, menjadikannya barang koleksi yang eksklusif.

Keunggulan Prangko NFT

Prangko NFT menawarkan berbagai kelebihan bagi kolektor, termasuk kemudahan dalam pembelian dan perdagangan secara digital. Kolektor dari berbagai negara dapat mengakses prangko ini secara daring melalui laman filateli.co.id atau cabang utama Pos Indonesia. Selain itu, prangko ini juga dilengkapi dengan versi fisik yang memiliki nomor seri yang terhubung dengan blockchain, sehingga catatan kepemilikannya dapat terlacak dengan aman.

Pos Indonesia Melangkah di Tengah Lesunya Pasar NFT

Langkah inovatif Pos Indonesia ini dilakukan di saat pasar NFT global tengah mengalami penurunan. Laporan dari CoinTelegraph dan NFTEvening menunjukkan bahwa volume perdagangan NFT turun drastis, dengan 96 persen NFT memiliki aktivitas perdagangan nol dan umur rata-rata NFT yang hanya 1,14 tahun. Hal ini mencerminkan tingginya spekulasi dan fluktuasi harga pada aset digital.

Baca juga :  Kemensos Salurkan Bantuan Rp704 Juta untuk Korban Banjir-Longsor Grobogan

Meski demikian, PT Pos Indonesia optimis bahwa inovasi prangko NFT ini akan membangkitkan minat baru di kalangan penggemar filateli, baik di dalam maupun luar negeri. “PosIND, sebagai perusahaan pos terbesar di Indonesia, telah meluncurkan prangko NFT pertama di negara ini. Prangko NFT ini menjadi aset digital berharga bagi para penggemar filateli,” tulis Pos Indonesia dalam unggahannya di Instagram @posindonesia.ig.

Dengan sistem QR yang memudahkan pembelian dan booklet eksklusif yang juga tersedia, prangko NFT Pos Indonesia siap menjadi primadona baru bagi kolektor di era digital ini. (MonD)