SEMARANG, GEMADIKA.com – Mendekati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, Masyarakat saat ini mendambakan pemimpin yang berintegritas dan amanah. Pemimpin amanah lahir dari pemilih cerdas yang berdaulat yang tidak terpengaruh oleh politik uang.

Dalam hal ini, media atau pers yang merupakan bagian kecil dari sebuah ekosistem pada Pilkada kali ini, menjadi harapan masyarakat untuk memberikan pemberitaan yang adil dan jujur, sehingga mengedukasi masyarakat untuk memilih pemimpin yang berintegritas.

Seperti yang disampaikan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng Amir Machmud NS, pilkada serentak sesungguhnya memiliki banyak elemen ekosistem, yang meliputi partai, pasangan calon baik di kontestasi pilpres, pilgub, pilwakot maupun pilbup.

Baca juga :  Sego Sambal Tempong, Nikmatnya Cita Rasa Pedas Khas Banyuwangi

Selanjutnya ada tim sukses, pendukung, dan penyelenggara seperti KPU, Bawaslu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang dalam ekosistem saling mengait.

“Dan media sebenarnya bagian kecil dari ekosistem yang bergerak bersama-sama ini. Kalau kemudian publik menaruh harapan besar pada media, tentu karena aspek memberikan warna. Akan dinanti bagaimana media bersikap dan memposisikan diri,” kata Amir saat Seminar Pilkada Serentak 2024 bertajuk ‘Menjadi Pemilih Cerdas dalam Pilgub Jateng 2024 Berkualitas’ di Gedung Pers Jateng, Jalan Tri Lomba Juang No 10 Semarang, Kamis (31/102024).

Sementara itu, dosen pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Semarang sekaligus pengamat pilkada Kadi Sukarna mengatakan ajang Pilpres 2024 memberikan pelajaran tentang buruknya sistem berdemokrasi kita.

Baca juga :  Bus Terguling di Tol Banyumanik Semarang, 11 Penumpang Dilarikan ke Rumah Sakit

Dia juga mengungkapkan ketidak yakinan bahwa pejabat atau pemerintah akan netral dalam pilkada mendatang.

“Meskipun ada perangkat seperti KPU, DKPP, dan Bawaslu tapi tak berkutik saat menghadapi langkah yang dilakukan pejabat. Saya dulu pernah berkecimpung di dunia konsultan politik dan tahu bagaimana celah yang bisa dilakukan untuk memenangkan paslon. Jadi, kini mayarakat sangat menunggu netralitas pejabat,” bebernya.

Kadi Sukarna juga menekankan bahwa pentingnya dalam memilih pemimpin, gunakan standar pemimpin agama yaitu amanah, adil dan tidak zalim. (Reza Ori)