MAJALENGKA, GEMADIKA.com – Sebuah video mengejutkan yang memperlihatkan dua anak yang dirantai besi oleh ayah kandungnya di Majalengka, Jawa Barat, viral di berbagai grup WhatsApp.
Kasus yang mencuat ke permukaan ini mengungkap sisi gelap dari tekanan ekonomi yang memicu tindakan di luar batas kemanusiaan.
Peristiwa yang terjadi di wilayah Jatiwangi ini langsung mendapat perhatian dari pihak pemerintah desa setempat. Kepala Desa Jatiwangi, Yuda Henri Saputra, mengkonfirmasi kejadian tersebut saat ditemui di kediamannya.
Berdasarkan investigasi awal, pelaku berinisial C nekat merantai kedua anaknya karena merasa frustrasi dengan perilaku mereka. Tekanan ekonomi yang menghimpit diduga menjadi pemicu utama tindakan tidak manusiawi tersebut.
“Jadi yang saya tahu mah, memang, mungkin ini faktor nya faktor ekonomi. Tapi mungkin si bapak nya lagi kena masalah, banyak pikiran jadi beliau melakukan hukumannya jadi seolah-olah menyiksa lah, terkesan menyiksa. Melebihi dari biasa. Kalau kesaksian dari para tetangga sih paling ya dikunci di kamar gitu lah, standard. Kejadian itu, di luar nalarnya,” ujar Yuda Henri Saputra, Rabu (13/11/2024), seperti dikutip dari NAWACITAPOST.
Kronologi Terungkapnya Kasus
Insiden ini terungkap saat kedua anak tersebut, yang dirantai sejak pukul 12.00 WIB, berhasil keluar dari rumah karena merasa lapar pada sore harinya. Mereka kemudian berjalan menuju rumah nenek mereka untuk mencari makanan.
“Akhirnya si anak tersebut jalan menuju rumah neneknya. Ketika di jalan, warga menanyakan. Kamu kenapa dirantai? Warga mungkin, bukan memklamumi atau apa ya. Dengan sifat atau keadaan keluarga. Intinya seolah-olah menyalahkan bapak (bapaknya). Ya kami juga menyayangkan lah hal tersebut,” jelasnya.
Viral di Media Sosial
Video kejadian ini tersebar setelah proses pelepasan rantai oleh perangkat desa didokumentasikan oleh warga.
“Untuk menanggapi video yang viral tersebut, mungkin ada beberapa warga di luar Jatiwangi, sambil perangkat saya melepaskan rantai, memvideokan hal tersebut akhirnya mungkin disebarluaskan,” tambah Yuda.
Akar Masalah: Kemiskinan
Yang memprihatinkan, keluarga tersebut termasuk dalam kategori miskin dan belum pernah menerima bantuan sosial.
“Keluarga lebih ke menengah ke bawah. Kami juga sudah berusaha memasukkan ke ke DTKS ya, tapi masih belum juga diaprove oleh yang berwenangnya,” pungkas Yuda. (**)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan