BANGKALAN, GEMADIKA.comGrab semakin memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendorong masuknya bisnis tradisional ke ekonomi digital.

Terbukti dengan hadirnya Grab di Kecamatan Burneh guna menjelaskan bahwa terdapat 3 tantangan bagi para UMKM untuk masuk ke ranah digital, yaitu literasi digital, kapasitas produksi, dan daya saing produk. Untuk itu perlu pendampingan lebih bagi para mitra UMKM untuk memperkuat ketiga hal tersebut.

Dalam sambutannya Camat Burneh Hosun menjelaskan, salah satu cara meningkatkan usaha dalam perdagangan, masyarakat harus bisa memanfaatkan teknologi aplikasi.

Grab lakukan pendampingan lebih bagi para mitra UMKM untuk memperkuat usahanya.

“Dengan situasi dunia yang semakin bergantung pada kemampuan digital. Kalau dulu orang yang datang ke warung, sekarang makanan datang ke pembeli. Dengan adanya teknologi aplikasi, insyaallah membuat usaha kita lebih maju, lebih eksis dan terus berkembang,” ungkapnya saat memberi sambutan di pendopo Kec. Burneh Bangkalan. Jum’at (08/11).

Berdasarkan informasi dari DISNAKER (Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja) Kab. Bangklan jumlah UMKM Makanan dan Minuman (Mamin) yang ada di Kab Bangkalan saat ini sudah mencapai 850 an.

“Tim Grab yang datang berguna untuk membantu memasarkan produk yang ada. Bahkan bisa di pasarkan lebih luas lagi, dan meningkatkan kwalitas, kwantitas, dan meningkatkan daya saing dari tingkat lokal, nasional sampai ke internasional,” pungkasnya

“Besar harapan kami kesempatan ini digunakan sebaik-baiknya agar produk bapak Ibu bisa berdaya saing lebih luas lagi,” harapnya.

Dalam kesempatan ini perwakilan dari Grab Indonesia, Dony selaku Expansion Manager Area Central Java East Java dan Bali Nusa mengatakan, dengan adanya pemanfaatan teknologi yang sekarang khususnya grab bisa membantu atau membuster bisnis mereka.

“Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kami untuk terus mendukung UMKM di Indonesia terutama di Kecamatan Burneh, dalam kegiatan ini kita membantu para undangan mulai dari aktivasi, menjual, dan meng inovasi produk,” ujarnya.

Pria berkacamata ini juga menjelaskan, bisnis kecil merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, namun 87% dari mereka masih offline.

“Ini merupakan kelanjutan dari komitmen jangka panjang Grab untuk mempercepat digitalisasi bisnis tradisional dan kecil, serta memastikan mereka terlibat dalam ekonomi digital yang berkembang,” tutupnya. (Nardi)