JAKARTA, GEMADIKA.com – Presiden Prabowo Subianto meminta persiapan pengelolaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sesuai dengan aturan yang berlaku.
Hal itu diungkapkan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani saat rapat kerja dengan Komisi XII DPR dilansir YouTube Komisi XII pada, Selasa (3/12/2024).
“Supaya Danantara ini bisa berjalan dengan baik. Dengan benar. Sesuai dengan aturan yang ada. Dan governance yang ada. Itu yang dimintakan kepada saya. Penekanannya dari beliau (Presiden) adalah aturannya itu harus diikuti,” ungkap Rosan.
Terdapat tujuh perusahaan BUMN yang telah bergabung dalam Danantara, mayoritas banyak yang sudah menjadi perusahaan publik.
“Karena dari 7 perusahaan itu kan banyak yang sudah perusahaan publik juga. Jadi harus mengikuti aturan dari pasar modal. Contohnya seperti itu. Kemudian aturan-aturan lainnya yang kita mesti pastikan,” lanjutnya.
Terkait Danantara, Rosan tidak dapat menjelaskan secara rinci. Hal ini dikarenakan Badan tersebut masih dalam tahap persiapan.
“Tapi insyaallah, saya yakin sekali ini akan menjadi suatu pencapaian dari Indonesia yang sangat besar. Karena ini akan membangun kekuatan kita sendiri. Membangun kekuatan kita sendiri. Baik dari segi pendanaan, lapangan pekerjaan, tata kelola usaha yang baik,” katanya.
Awalnya, Presiden Prabowo direncanakan bakal meluncurkan BPI Danantara pada Kamis (7/11/2024) lalu. Mengingat banyaknya rangkaian lawatan Prabowo ke Luar Negeri pada bulan November, peluncuran akhirnya diundur.
Rosan menegaskan, tidak ada permasalahan terkait persiapan Danantara. Ia memastikan pemerintah saat ini baru masih mempersiapkan lembaga itu dengan matang.
“Justru saya sampaikan kembali, justru kita tidak ada masalah sama sekali, justru kita ingin memastikan ya kembali lagi. Jadi suatu rencana besar kita harus lakukan dengan cara yang benar, dengan mengikuti peraturan yang ada. Intinya seperti itu,” tegas Rosan.
Diketahui, ada tujuh BUMN yang tergabung dalam Danantara yakni Bank Mandiri, Bank BRI, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, MIND ID, dan Indonesia Investment Authority (INA).
Danantara nantinya ditargetkan menjadi salah satu badan pengelola investasi besar di dunia, dengan aset yang dikelola mencapai Rp 600 miliar dollar AS atau Rp 9.480 triliun (kurs Rp 15.800/dollar AS). (Reza Ori)