JAKARTA, GEMADIKA.com – Ketua Umum Forum Pemred Media Siber Indonesia, Dar Edi Yoga, menyampaikan keprihatinan mendalam atas perpecahan yang terjadi di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) akibat dugaan korupsi dana Uji Kompetensi Wartawan (UKW) senilai Rp1,7 miliar. Ia menekankan pentingnya penyelesaian hukum yang transparan untuk menyelamatkan organisasi dari kehancuran lebih lanjut.

“Proses hukum harus segera dituntaskan. Transparansi dan keadilan adalah kunci untuk memulihkan nama baik PWI. Jangan sampai masalah ini terus berlarut-larut dan menghancurkan kepercayaan publik serta anggotanya,” ujar Dar Edi Yoga, Jumat (20/12).

Dugaan korupsi ini telah menjadi pukulan berat bagi PWI, organisasi yang selama ini dikenal sebagai pilar penting dalam menjaga profesionalisme pers. Dana yang seharusnya dialokasikan untuk meningkatkan kompetensi wartawan justru disalahgunakan, memicu reaksi keras dari berbagai pihak.

Dar Edi Yoga juga menyoroti langkah kontroversial HCB, mantan anggota yang telah diberhentikan secara permanen oleh Dewan Kehormatan PWI Pusat. Meskipun demikian, HCB masih menunjuk pelaksana tugas (Plt) di sejumlah provinsi, yang menurut Dar Edi Yoga, hanya memperkeruh situasi di internal organisasi.

“Organisasi ini harus diselamatkan, bukan individunya. Kita tidak bisa membiarkan segelintir orang mencoreng sejarah panjang dan peran penting PWI dalam menjaga profesionalisme pers,” tegasnya.

Langkah Tegas untuk Pemulihan Dewan Kehormatan PWI Pusat telah mengambil langkah tegas dengan memberhentikan permanen oknum yang diduga terlibat. Namun, kasus ini telah memunculkan dampak luas yang merusak solidaritas di antara anggota organisasi. Dar Edi Yoga menegaskan bahwa PWI harus segera memperbaiki tata kelola internal, memperkuat integritas kepemimpinan, dan memastikan bahwa proses hukum berjalan dengan adil.

Ia juga menyerukan kepada seluruh anggota PWI untuk bersatu menjaga martabat organisasi di tengah cobaan berat ini. “PWI adalah milik bersama, bukan individu tertentu. Kita harus menempatkan kepentingan organisasi di atas segalanya,” tutup Dar Edi Yoga, mantan Wakil Bendahara Umum PWI Pusat. (Selamet)