GEMADIKA.com – Anak Sering Main Gadget, Risiko Tantrum dan Depresi Mengintai
Penggunaan gadget di kalangan anak-anak semakin meningkat dalam era digital ini. Meskipun memberikan manfaat dalam pembelajaran dan hiburan, penggunaan gadget secara berlebihan dapat berdampak negatif, terutama pada kesehatan mental anak. Data menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu terlalu lama dengan gadget cenderung mengalami tantrum, gangguan emosi, hingga depresi.

Fakta dan Data Terkini

Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) tahun 2023, sebanyak 68,6% anak Indonesia menggunakan gadget lebih dari dua jam per hari, meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Survei dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2022 juga mengungkapkan bahwa sekitar 35,5% anak menghabiskan lebih dari empat jam sehari untuk bermain game atau mengakses media sosial.
Angka ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang pada kesehatan mental anak. Bagaimana gadget bisa memicu masalah seperti tantrum dan depresi? Berikut beberapa faktor utama nya:

1. Ketergantungan pada Gadget dan Isolasi Sosial

Anak yang sering menggunakan gadget cenderung mengurangi interaksi sosial langsung dengan teman sebaya. Menurut penelitian di Journal of Child Psychology and Psychiatry, anak-anak dengan waktu layar yang tinggi memiliki kemampuan sosial yang lebih rendah. Isolasi sosial ini dapat memicu depresi dan perasaan kesepian.

2. Paparan Konten Tidak Sesuai Usia

Tanpa pengawasan, anak-anak dapat terpapar konten yang tidak sesuai, seperti kekerasan atau pelecehan. Studi di Pediatrics menunjukkan bahwa paparan ini meningkatkan risiko kecemasan, gangguan tidur, hingga tantrum.

3. Gangguan Pola Tidur

Cahaya biru dari gadget menghambat produksi melatonin, sehingga anak kesulitan tidur. JAMA Pediatrics melaporkan bahwa kurang tidur membuat anak lebih mudah marah dan rentan terhadap gangguan mood.

4. Aktivitas Fisik yang Minim

Waktu bermain gadget yang berlebihan menggantikan aktivitas fisik yang penting untuk kesehatan mental. Penelitian di Journal of Adolescent Health menemukan bahwa kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko depresi pada anak.

5. Gangguan Perkembangan Kognitif

Anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung memiliki keterampilan kognitif yang lebih rendah, termasuk kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah, menurut studi dari American Academy of Pediatrics.

6. Stimulasi Berlebihan dan Kontrol Emosi Rendah

Konten cepat dan interaktif pada gadget membuat anak terbiasa dengan kesenangan instan, sehingga sulit bersabar di dunia nyata. Hal ini, menurut Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics, menghambat kemampuan mereka mengelola emosi.
Peran Orang Tua dalam Mengatasi Masalah
Penting bagi orang tua untuk membatasi waktu layar anak, memastikan keterlibatan mereka dalam aktivitas fisik, dan mengawasi konten yang diakses. Studi di Frontiers in Psychology juga menunjukkan bahwa pengawasan yang baik dapat mencegah dampak negatif penggunaan gadget.

Kesimpulan

Penggunaan gadget berlebihan pada anak bukan hanya berdampak pada fisik, tetapi juga kesehatan mental. Dengan langkah tepat, seperti pembatasan waktu dan pengawasan konten, orang tua dapat membantu anak tumbuh dengan sehat di era digital ini.