GEMADIKA.com – Mengenalkan Kontrasepsi pada Remaja Kenapa Penting?
Rasa ingin tahu remaja tentang seks adalah hal alami. Sayangnya, minimnya edukasi yang benar sering membuat mereka mencari jawaban di tempat yang salah. Pendidikan seksual, termasuk pembahasan kontrasepsi, kerap dianggap tabu di keluarga, padahal ini sangat penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual.

Presiden Jokowi baru-baru ini menginisiasi program penyediaan kontrasepsi bagi pelajar. Namun, bagaimana cara mengenalkan kontrasepsi kepada remaja secara efektif agar mereka memahami, menerima, bahkan menggunakannya dengan bijak? Berikut delapan langkah praktis yang dapat diikuti:

1. Bangun Koneksi dengan Remaja

Pendidikan seksual tidak bisa dimulai secara tiba-tiba. Orang tua perlu membangun kedekatan dengan anak agar anak merasa nyaman berbicara tentang perasaan dan pikirannya. Diskusi tentang seksualitas sebaiknya dimulai sedini mungkin dengan pendekatan yang sesuai usia.
Contohnya, balita dapat diajarkan tentang perbedaan tubuh laki-laki dan perempuan. Dengan membiasakan anak berbicara terbuka, pembahasan kontrasepsi di usia remaja akan terasa lebih alami.

2. Ciptakan Kondisi Pembelajaran yang Terbuka

Pendidikan seksual dan kontrasepsi harus dilakukan dengan cara yang ramah, informatif, dan tidak menghakimi. Pastikan remaja merasa didukung untuk membuat keputusan reproduksi secara bertanggung jawab.
Misalnya, ajarkan remaja tentang risiko aktivitas seksual tanpa kontrasepsi serta cara membuat keputusan yang aman.

Baca juga :  Olahraga Berlebihan Bisa Sebabkan Gangguan Tidur: Fakta dan Solusi

3. Libatkan Sekolah dalam Pendidikan Seksual

Sekolah dapat menjadi tempat strategis untuk mengajarkan pendidikan seksual. Materi ini bisa dimasukkan ke dalam kurikulum formal dengan menghadirkan narasumber, seperti tenaga medis, yang berpengalaman memberikan edukasi seksual secara menarik dan profesional.

4. Manfaatkan Masa Pubertas

Pubertas adalah momen tepat untuk memberikan edukasi mendalam tentang perubahan tubuh, kesuburan, risiko kehamilan, dan alat kontrasepsi. Informasi ini membantu remaja memahami tubuh mereka sehingga dapat membuat keputusan yang lebih bijak.

5. Beri Penjelasan dan Contoh Nyata

Kenalkan berbagai alat kontrasepsi, seperti kondom, pil KB, dan IUD. Jelaskan fungsi dan cara penggunaannya dengan bahasa yang mudah dipahami. Jika memungkinkan, tunjukkan langsung bentuk alat kontrasepsi agar remaja tidak asing.
Sebagai contoh, sampaikan bahwa kondom dapat mencegah kehamilan sekaligus melindungi dari penyakit menular seksual.

6. Berikan Kesempatan untuk Bertanya

Akhiri setiap pembahasan dengan sesi tanya jawab. Ini membantu remaja memahami materi yang diberikan dan menciptakan komunikasi dua arah. Selain itu, orang tua juga dapat mengevaluasi sejauh mana pemahaman anak tentang kontrasepsi.

Baca juga :  Waspada! 9 Makanan Ini Berbahaya Jika Terlalu Sering Dipanaskan

7. Gunakan Pendekatan Positif

Pendekatan positif membantu remaja merasa dihargai dan didukung. Alih-alih fokus pada larangan, tekankan manfaat kontrasepsi dalam menjaga kesehatan reproduksi. Dengan pendekatan ini, remaja lebih terdorong untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab.

8. Ajak Profesional Kesehatan

Dokter atau bidan dapat menjadi sumber informasi terpercaya untuk memberikan edukasi tentang kontrasepsi. Mereka memiliki pengetahuan lengkap mengenai jenis, cara kerja, efek samping, dan cara penggunaan alat kontrasepsi.
Keterlibatan profesional kesehatan memberikan remaja pemahaman faktual yang membantu mereka membuat keputusan yang tepat.

Kesimpulan

Mengenalkan kontrasepsi kepada remaja bukan hanya soal memberikan informasi, tetapi juga membangun pemahaman dan tanggung jawab. Dengan pendidikan seksual yang komprehensif, remaja dapat melindungi diri mereka dari risiko kehamilan tak diinginkan dan penyakit menular seksual, serta menjalani kehidupan yang lebih bijaksana.