ACEH TIMUR, GEMADIKA.com – Satu keluarga di Dusun Bantayan, Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur, harus bertahan hidup di rumah yang tidak layak huni (rutilahu). Rumah tersebut dalam kondisi memprihatinkan dan rapuh, jauh dari standar kelayakan, (Rabu, 13/01/2025).

Pemilik rumah, Ibu Supiana Ali (59), tinggal bersama anaknya, Dinda, setelah berpisah dengan suaminya. Dalam keseharian, Ibu Supiana bekerja sebagai petani dan pekebun. Pekerjaan itu ia lakukan bersama Dinda, yang saat ini duduk di kelas 3 MTSN 1 Simpang Ulim.

Ketika hujan disertai angin kencang datang, mereka selalu diliputi kecemasan. Rumah yang terbuat dari papan dan beratap rumbia itu sering kemasukan air hujan. “Kami sekeluarga sudah menghuni rumah ini sudah puluhan tahun.” jelas Ibu Supiana kepada media ini, Selasa (14/1/2025).

Kondisi Rumah yang Memprihatinkan
Berdasarkan pantauan beberapa awak media di lapangan, kondisi rumah yang dihuni Ibu Supiana benar-benar memprihatinkan. Atap rumah sering bocor saat hujan, sementara dinding yang terbuat dari bilik papan sudah hampir seluruhnya berlubang. Tidak ada sisi rumah yang terlihat sempurna, bahkan sekadar layak pun tidak.

Mirisnya, rumah ini luput dari perhatian pemerintah setempat. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan keprihatinannya dan berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk membangun rumah melalui program Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH).

“Kondisi rumah tersebut sangat tidak layak huni, harapan saya seperti harapan mereka juga, semoga ada bantuan dari pemerintah lewat dinas terkait untuk mendapatkan rumah tinggal layak huni RTLH,” ujar warga tersebut.

Selain rumah Ibu Supiana, terdapat pula keluarga lain di sekitar yang masih bisa mendapatkan bantuan untuk rehabilitasi rumah. “Harapan kami semoga masyarakat kami dengan kondisi rumah yang sangat memprihatikan dapat segera terbantu.”

Sementara kepala desa setempat Kamaruzzaman saat di konfirmasi media ini mengatakan, bahwa untuk rumah ibuk Supiana tidak bisa untuk di rehab. “Kita juga telah mengusulkan ke dinas Baitul Mal Aceh Timur serta kedinas PUPR/PERKIM namun belum ada jawaban,” ujar kepala desa tersebut.

Iya juga mengucapkan terima kasih kepada rekan media yang sudah meliput permasalahan warga kami.

“Kita sudah sama-sama melihat bagaimana kondisi keluarga Ibu Supiana sekarang yang sangat memperhatinkan.”

Mudah-mudahan rumah ibuk Supiana segera dapat terealisasi dan mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah dan provinsi Aceh dan pusat.pungkas Kamaruzzaman. (Tuah Sembiring)