GEMADIKA.com – Saat muda, kita sering merasa perlu untuk membuktikan diri, ingin dipandang hebat, atau sibuk membahas pencapaian-pencapaian kecil seolah dunia harus tahu. Namun, seiring bertambahnya usia, kita mulai menyadari bahwa banyak hal tidak sepenting itu. Ada kalanya kita merasa bahwa ketenangan dan sikap cuek jauh lebih berharga daripada berdebat atau mencari perhatian.

Menjadi lebih cuek dan tidak lagi sibuk memamerkan segala pencapaian bukan berarti kita kehilangan motivasi atau tidak peduli. Sebaliknya, kedewasaan mengajarkan bahwa validasi dari orang lain tidak lagi menjadi hal yang sangat penting. Berikut adalah lima alasan utama mengapa menjadi dewasa membuat kita semakin cuek dan lebih memilih untuk tidak terlibat dalam keributan.

1. Pengalaman Hidup Mengajarkan Bahwa Tidak Semua Hal Perlu Diperdebatkan
Saat masih muda, kita sering merasa bahwa setiap pendapat harus didengar dan dipertahankan dengan keras. Setiap diskusi bisa berakhir dengan perdebatan panjang hanya untuk menunjukkan siapa yang benar. Namun, semakin dewasa, kita belajar bahwa terkadang diam itu lebih bijaksana daripada terlibat dalam argumen yang tidak penting.

Kita mulai menyadari bahwa tidak semua orang perlu diyakinkan untuk setuju dengan kita. Energi yang dihabiskan untuk debat kusir lebih baik digunakan untuk hal-hal yang benar-benar penting. Alih-alih membahas tren karier atau gaya hidup, kita lebih memilih fokus pada kehidupan yang ingin dibangun, tanpa perlu mendapatkan sorotan dari orang lain.

sedang menikmati kerjaan (ilustrasi).

2. Kesibukan Membuat Kita Lebih Memilih Prioritas yang Lebih Penting
Seiring bertambahnya usia, waktu dan tenaga menjadi sumber daya yang semakin terbatas. Dulu, kita mungkin memiliki energi untuk mengikuti setiap topik yang sedang viral atau ikut serta dalam tren hanya supaya tidak ketinggalan. Sekarang, kita lebih memilih untuk memprioritaskan hal-hal yang benar-benar layak diperhatikan.

Kesibukan pekerjaan, tanggung jawab keluarga, atau bahkan keinginan untuk menikmati waktu sendiri membuat kita tidak lagi punya waktu untuk hal-hal yang sepele. Kita lebih memilih untuk menyimpan opini pribadi daripada membuang waktu menjelaskan panjang lebar di media sosial. Bukan karena kita tidak punya pendapat, tapi karena ada hal yang lebih penting untuk dipikirkan.

3. Kamu Menyadari Bahwa Validasi Tidak Akan Mengubah Hidupmu
Mengejar pujian dan pengakuan dari orang lain mungkin terasa seperti kemenangan besar saat kita masih muda. Namun, kenyataan hidup mengajarkan kita bahwa validasi dari orang lain tidak akan membuat kita lebih bahagia atau lebih sukses dalam jangka panjang. Orang-orang bisa bertepuk tangan untuk kita hari ini, tetapi mereka juga bisa lupa keesokan harinya.

Daripada sibuk mencari validasi, kita lebih fokus pada hal-hal yang membawa kebahagiaan sejati, seperti menciptakan karya yang kita sukai atau menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat.

4. Konflik Tidak Lagi Menjadi Hal yang Menggairahkan
Dulu, berdebat kecil atau saling sindir bisa terasa seru di masa remaja atau awal karier. Namun, kedewasaan membawa pandangan yang berbeda. Kita mulai menyadari bahwa konflik yang tidak produktif hanya membuang-buang waktu dan menguras emosi.

Sekarang, kita lebih memilih menghindari drama dan fokus pada kedamaian batin. Kita juga lebih pintar membedakan antara konflik yang memang perlu dihadapi dan yang sebaiknya dihindari. Misalnya, jika ada teman yang suka pamer, kita tidak lagi terpancing untuk menyaingi cerita mereka, melainkan memilih untuk tersenyum dan menganggap itu bukan urusan kita.

Kedewasaan mengubah cara kita memandang hidup, termasuk bagaimana kita menghadapi berbagai situasi. Semakin matang, kita semakin sadar bahwa sikap cuek dan tenang bisa membawa lebih banyak kedamaian. Tidak perlu berisik soal validasi atau sibuk membuktikan diri. Terkadang, menikmati hidup dalam keheningan adalah pencapaian terbesar yang bisa kita raih.