JAKARTA, GEMADIKA.com – Dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi terkait data pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

Kementan dan BPS meneken MoU terkait pelayanan data satu pintu. Data informasi pertanian nantinya hanya akan dikeluarkan oleh BPS.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, data pertanian sangat dibutuhkan untuk penguatan data di masa depan. Untuk itu, BPS dipercaya menjadi ujung tombak data informasi pertanian.

“Kami MOU dalam rangka menguatkan data ke depan. Yang boleh mengeluarkan data pertanian adalah BPS, kita percayakan ke beliau. Alhamdulillah kita sudah sepakat bahwa kita satu pintu, yaitu datanya dari BPS,” ujar Menteri Amran di Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025). Melansir Detik.

Baca juga :  Menteri Nusron Copot 6 Pejabat Kantor Pertanahan Tangerang, Terlibat Penerbitan SHGB dan SHM

Dengan diberlakukannya satu data dari BPS, Amran berharap tidak ada subjektivitas data yang sering terjadi di tingkat petani. Maka, Kementan saat ini hanya akan mendapatkan data pertanian dari BPS.

“Karena kalau kita membuat data sendiri, mengambil data sendiri, bisa jadi subjektivitasnya tinggi dan ada kepentingan dan seterusnya. Sekarang data kita terima dari BPS,” tutur Amran.

Sementara, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan akan tetap berkolaborasi dengan Kementan dalam menghasilkan data-data terkait dengan pertanian.

Baca juga :  Maraknya Kasus Pagar Laut di Wilayah Perairan Indonesia, Begini Tanggapan Mahfud MD!

Nantinya data-data itu diharapkan dapat digunakan Kementan untuk merumuskan kebijakan yang sesuai dengan data informasi pertanian.

Data informasi pertanian didapatkan dari sampel masyarakat yang dapat mewakili kebutuhan, BPS memastikan data yang diberikan merupakan data riil di lapangan.

“Dalam hal ini Badan Pusat Statistik sesuai tupoksinya adalah menghasilkan data statistik untuk bisa digunakan dan dimanfaatkan dalam rangka mendukung perumusan kebijakan pembangunan. Salah satunya adalah statistik pertanian,” ujar Amalia

“Kami akan juga terus memastikan cakupan dari sampelnya juga bisa betul-betul mewakili apa yang memang terpotret di lapangan,” lanjutnya. (Reza Ori)