BATU BARA, GEMADIKA.com – Kecemburuan sosial muncul akibat dugaan penyaluran pupuk bersubsidi yang tidak sesuai peraturan.
Penyaluran pupuk bersubsidi di Desa Gunung Rantai, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara, menuai polemik dan kekecewaan warga setempat. Dugaan tebang pilih dalam distribusi pupuk tersebut memicu kecemburuan di kalangan petani kebun sawit. Hal ini diungkapkan oleh seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan, Selasa (01/01/2025).
Menurut keterangan yang disampaikan kepada Gemadika.com, penyaluran pupuk bersubsidi dilakukan pada Senin (30/12/2024) di kediaman Kepala Desa Gunung Rantai. Meski wilayah tersebut telah mengalami alih fungsi lahan dan mayoritas petani kini mengelola kebun sawit, pupuk bersubsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi petani padi masih didistribusikan di desa tersebut.
“Kenapa izin penyaluran pupuk bersubsidi masih ada di Desa Gunung Rantai, padahal lahan persawahan sudah sangat minim? Mayoritas di sini adalah petani kebun sawit. Padahal, sesuai peraturan Kementerian Pertanian, pupuk bersubsidi tidak boleh diberikan kepada petani kebun sawit. Jika ditemukan, sebaiknya dilaporkan ke Aparat Penegak Hukum (APH),” tegasnya.
Warga juga meminta agar pihak berwenang, termasuk Pemerintah Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian, segera memverifikasi kebenaran data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) di Desa Gunung Rantai.
“Kami berharap aparat dan pemerintah meninjau langsung ke lapangan untuk memastikan penerima pupuk bersubsidi benar-benar petani padi sesuai aturan. Jangan sampai hak petani padi yang membutuhkan justru disalurkan kepada yang tidak berhak,” tambahnya.
Pupuk bersubsidi, yang merupakan bagian dari program swasembada pangan pemerintah, bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan menjaga harga pupuk tetap terjangkau bagi petani padi. Jika distribusi tidak tepat sasaran, tujuan program ini akan sulit tercapai.
Warga berharap kejadian ini menjadi perhatian serius agar pupuk bersubsidi benar-benar disalurkan sesuai peruntukannya, terutama di Desa Gunung Rantai, yang kini mayoritas penduduknya bergantung pada kebun sawit.(Jumaidi)