JAKARTA, GEMADIKA.com – Menyikapi soal kelanjutan rencana merger PT Garuda Indonesia (Persero) dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau Injourney.

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa hal tersebut masih dalam tahapan diskusi dengan jajarannya. Pihaknya masih mempertimbangkan efek samping yang nantinya akan terjadi.

“Kemarin sepertinya ada pemikiran yang berbeda bahwa ekosistem penerbangan yang dilakukan penggabungan. Sekarang kita lagi menjajaki apakah Pelita, Citilink, dan Garuda menjadi sebuah payung,” kata Erick di Terminal 2F Bandara Soetta, Tangerang, Rabu (1/1/2025). Melansir dari cnnindonesia.

Baca juga :  Sindir Pernyataan Menteri Kehutanan Raja Juli Soal Kelestarian Hutan Indonesia, Anggota Komisi IV DPR RI Buka Suara

Saat ditanya terkait kemungkinan membuka Terminal 4 di Bandara Soekarno-Hatta. Pihaknya mengungkapkan ada kemungkinan terjadi melihat dari efisiensi anggaran.

Menurutnya, ia takkan mengambil langkah itu jika memang belum dibutuhkan. Erick menyebut pembangunan itu akan menelan biaya yang sangat besar.

Sementara itu, membenahi Terminal 2F yang akan jadi terminal khusus haji dan umroh dinilai lebih bisa mengirit anggaran dengan biaya yang lebih sedikit.

Baca juga :  Ikut Kontribusi Program 3 Juta Rumah, Perusahaan Tambang Berau Coal Sumbang 500 Unit Rumah di Kaltim

Ia pun menyebut senantiasa mengkaji ulang seluruh proyek di BUMN, apakah itu efisien atau tidak.

“Ya itu Rp14 triliun. Ternyata dengan Rp1 triliun kita bisa rapikan semua dengan baik. Saya rasa ini efisiensi yang luar biasa,” ucapnya. (Reza Ori)