JAKARTA, GEMADIKA.com – Di masa serba mudah ini, banyak masyarakat menggunakan teknologi utamanya gadget untuk melakukan berbagai hal. Termasuk tenaga pendidik yang sering kali memberikan tugas atau menggunakan gadget sebagai media pembelajaran.
Hal ini berpotensi untuk menggali rasa ingin tahu anak akan teknologi. Namun, tidak sedikit konten media sosial yang kurang mendidik hingga merusak tumbuh kembang anak di masa pertumbuhan membuat banyak pihak terutama orang tua merasa khawatir tentang masa depan anak.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengusulkan kebijakan untuk para guru agar tidak memberikan tugas sekolah kepada para siswa melalui gadget, melainkan secara manual.
“Kalau kami sedang mengusulkan kepada Mendikdasmen, ‘Prof boleh enggak kami dari kementerian mengusulkan untuk tidak menugaskan sekolah ke anak-anak tidak lagi melalui gadget tetapi melalui manual saja’,” kata Arifatul di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (14/1). Melansir CNN.
Menurut Arifatul, banyak tugas yang diberikan dari guru kepada siswa melalui pesan singkat WhatsApp. Sehingga tak ada lagi buku penghubung antara pihak guru dan orang tua terkait perkembangan siswa.
“Jadi sedang mencoba dan ini sedang elaborasi dari beberapa lembaga kementerian terkait. Mudah-mudahan kita bisa memberikan solusi dengan baik,” kata dia.
Di sisi lain, Arifatul juga mendukung rencana aturan pembatasan medsos untuk anak di bawah umur. Kebijakan ini sedang direncanakan untuk dikomunikasikan dan dikoordinasikan antar kementerian.
“Tetapi kan harus ada kajian, apa yang harus dilakukan pemerintah, seperti Australia sedang melakukan itu. Ini sudah menjadi pembahasan, mudah-mudahan nanti ada kabar baik,” katanya. (Reza Ori)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan