CIREBON, GEMADIKA.com – Program Makanan Bergizi (MBG) yang diinisiasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Cirebon mengalami penundaan distribusi. Penyebabnya adalah adanya rekomendasi penyempurnaan layout dapur dari Badan Gizi Nasional (BGN).
Ketua Pembina Yayasan Miftahul Ulum, Otong Iip, mengungkapkan bahwa rencana awal distribusi seharusnya dimulai pada Senin (6/1/2025).
“Sebenarnya awalnya kita merencanakan MBG itu hari ini (6 Januari 2025),” ungkapnya saat dihubungi melalui telepon.
“Namun, atas verifikasi layout dapur di minggu lalu, ada penyempurnaan oleh tim BGN, sehingga kami menindaklanjuti perubahan tersebut dan membutuhkan waktu 3-4 hari ke depan.”
“Kami mengusulkan ke BGN agar operasionalnya mundur ke tanggal 13 Januari 2025,” ujar Otong.
Yayasan Miftahul Ulum dipilih sebagai mitra pengelola program MBG berkat pengalaman 15 tahun mengelola dapur Islamic Boarding School yang melayani tiga kali makan sehari untuk para siswanya.
“Di sekitar sekolah kami cukup banyak jumlah siswanya, sekitar 10 ribuan dalam radius 3 kilometer,” jelasnya.
“Jadi, kami berinisiatif untuk mengajukan diri menjadi mitra. Ahamdulillah, atas verifikasi kami dinyatakan bisa bergabung,” ucapnya.
Program MBG tidak hanya menyasar siswa dari tingkat PAUD hingga SMA, tetapi juga kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita melalui posyandu. Dengan total kebutuhan mencapai 60 ribu porsi makanan di Kota Cirebon, program ini membutuhkan dukungan lebih banyak dapur.
“Kalau rata-rata menghasilkan 3 ribu porsi per dapur, butuh 20 dapur untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Yayasan kami ini baru langkah awal, setelah ini akan terus bertambah secara bertahap,” jelas dia.
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya di lingkungan pendidikan dan kesehatan ibu serta anak. Yayasan Miftahul Ulum menjadi salah satu SPPG yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan program MBG di Kota Cirebon. (***)