BEKASI, GEMADIKA.com – Menghadapi tingginya angka kekerasan di lingkungan pendidikan, Pemerintah Kabupaten Bekasi mengambil langkah strategis dengan menggalang kekuatan tiga pilar: pemerintah daerah, kepolisian, dan institusi pendidikan. Inisiatif ini diumumkan dalam acara silaturahmi Forkopimda dengan kepala sekolah se-Kabupaten Bekasi di Gedung Swatantra Wibawa Mukti, Selasa (18/02/2025).

Fenomena kekerasan di sekolah telah mencapai level mengkhawatirkan. Data Kemendikbudristek tahun 2022 mengungkap fakta mencengangkan: 36% peserta didik menjadi korban perundungan, sementara 26,9% mengalami hukuman fisik.

Pj Sekda Kabupaten Bekasi, Jaoharul Alam, menyoroti urgensi kolaborasi multi-pihak dalam mengatasi permasalahan ini. “Keprihatinan ini harus menjadi perhatian kita semua, karena sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk belajar, justru rentan terhadap kekerasan,” ujarnya.

Baca juga :  Pabrik Petasan dan Toko Mainan Terbakar di Leuwiliang Bogor, Asap Tebal Gegerkan Warga

Sebagai solusi konkret, Pemkab Bekasi meluncurkan program Botram Sekolah, sebuah inisiatif kolaboratif antara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan Polres Metro Bekasi. Program ini menawarkan pendekatan komprehensif dalam memberikan edukasi tentang bahaya tawuran, perundungan, dan penyalahgunaan narkoba.

“Kami mendorong seluruh kepala sekolah untuk berinovasi dalam menciptakan kegiatan yang mengalihkan perhatian siswa dari tindakan negatif, serta memperkuat program ekstrakurikuler dan edukatif lainnya,” tambah Jaoharul Alam.

Baca juga :  Gempa Magnitudo 2.1 Guncang Sukabumi Dini Hari, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Kombes Pol Mustofa, Kapolres Metro Bekasi, menggarisbawahi pentingnya peran aktif orang tua. “Harapannya, dengan bekerja sama, kita dapat menanggulangi kenakalan remaja dan kejahatan yang melibatkan generasi muda di Kabupaten Bekasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kapolres menekankan pentingnya jam malam bagi pelajar. “Mari kita pastikan anak-anak kita sudah berada di rumah maksimal pukul 22.00 WIB agar mereka tidak terlibat dalam kejahatan atau tawuran,” pungkasnya. (Agus Saputra)