GROBOGAN, GEMADIKA.com – Prosesi Boyong Grobog merupakan sebuah tradisi yang menggambarkan perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan. Prosesi ini menceritakan sejarah berpindahnya pusat pemerintahan dari Kecamatan Grobogan ke Kecamatan Purwodadi, yang menjadi pusat pemerintahan hingga saat ini.
Nama “Grobog” sendiri merujuk pada sebuah kotak kayu berukuran sekitar 1×1 meter. Dahulu, kotak tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai dokumen penting pemerintahan, yang kemudian diboyong atau dipindahkan seiring perpindahan pusat pemerintahan. (di rilis dari website pemkab)
Tradisi Boyong Grobog yang ke-299 tahun, Kabupaten Grobogan di laksanakan pada Senin, 03/03/2025.

Boyong Grobog di laksanakan sederhana, di karenakan masuk di bulan Ramadhan.
Jika tahun-tahun sebelumnya tradisi Boyong Grobog di mulai pukul 07.00 WIB – 13.00 WIB, tetapi momen di tahun ini di laksanakan mulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 10.00 WIB.
Rangkaian acara tersebut di mulai dari Kantor Kelurahan Grobogan dan diboyong menuju Kantor Pendapa Kabupaten Grobogan Kota Purwodadi.
Kegiatan dihadiri bupati dan wakil bupati serta disambut oleh camat dan seluruh kepala desa se Kabupaten Grobogan.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan Grobog yang ditempatkan di Pendapa Kabupaten Grobogan. Dan itulah yang menjadi cikal bakal Kabupaten Grobogan di Kota Purwodadi.
Bupati Grobogan Setyo Hadi usai tradisi Boyong Grobog mengungkapkan, “yang pasti dalam kegiatan Boyong Grobog ini kita turut mendoakan bupati terdahulu. Doa bersama juga dilaksanakan agar Grobogan aman, makmur, sentosa, jauh dari bencana dan gemah ripah loh jinawi,” katanya.
Acara Boyong Grobog juga turut di meriahkan Pasar Murah oleh dari bulog, bank BKK, warung tani, Alfamart, Primafood, dan UMKM.
Gunungan yang berisikan sayuran mayur serta buah-buahan yang berasal dari partisipasi seluruh Desa-desa di Kabupaten Grobogan. (Dew)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan