GROBOGAN, GEMADIKA.com – Di Desa Genengsari RT 04 RW 01, terdapat seorang ibu bernama Juminah yang telah menjalankan usaha membuat nasi jagung selama 15 tahun. Usaha ini menjadi sumber utama penghidupan keluarganya dan termasuk dalam usaha kecil yang berkembang di desanya.

Dalam proses memasak nasi jagung, dahulu Bu Juminah menggunakan lesung untuk menumbuk jagung. Namun, seiring perkembangan zaman, kini ia menggunakan mesin giling. Proses produksi nasi jagung dimulai dari pengolahan tepung jagung yang dimasukkan ke dalam dandang dan direbus melalui dua tahapan hingga menjadi nasi jagung yang siap saji.

Baca juga :  Boyong Grobog ke-299: Menjaga Pilar Tradisi dan Doa Untuk Kabupaten Grobogan

Setiap harinya, Bu Juminah mampu memproduksi dan menjual sekitar 100 bungkus nasi jagung. Nasi jagung tersebut dipasarkan di wilayah Ngrai, Desa Bandungharjo.

botok saryanto, kaur desa.

Dalam wawancara bersama Kaur Desa, Botok Saryanto, dijelaskan bahwa usaha nasi jagung Bu Juminah memang sudah dikenal sejak lama. Nasi jagung buatan Bu Juminah memiliki ciri khas warna kuning yang unik, berbeda dengan nasi jagung berwarna putih yang biasa dijual di warung-warung makan di Purwodadi.

Baca juga :  Ratusan Juta Mengalir dari Lelang Tanah Desa Pulorejo, Warga Berebut Lahan Produktif di Kabupaten Grobogan

Pemerintah Desa Genengsari juga pernah mengikutsertakan Bu Juminah dalam dua kali pelatihan terkait pemasaran, termasuk mengajak Bu Juminah mengikuti expo di tingkat kecamatan untuk memperkenalkan produknya lebih luas. Ke depan, diharapkan ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap pelaku usaha mikro kecil (UMK) di desa-desa agar mereka semakin berkembang dan berdaya saing. (Tri Handojo)