GROBOGAN, GEMADIKA.com – Usaha keripik jagung Bu Kartiyem dari Dusun Timonggo, RT 03 RW 02, Desa Monggot, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, telah berdiri sejak tahun 2003. Hingga kini, usaha tersebut masih bertahan meskipun sempat mengalami hambatan akibat pandemi COVID-19.

Bu Kartiyem mengakui bahwa saat pandemi melanda, usahanya sempat mengalami penurunan pembeli. Namun, ia tetap bertahan dan terus memproduksi keripik jagung dengan penuh ketekunan. “Walaupun sempat sepi pembeli, usaha ini tetap berjalan,” ujarnya.

Proses Produksi yang Panjang dan Teliti

Keripik jagung yang diproduksi oleh Bu Kartiyem memiliki cita rasa khas karena melalui proses yang panjang dan teliti. Ia menekankan pentingnya pemilihan bahan baku yang berkualitas agar hasilnya maksimal. “Dari awal, kita harus benar-benar memilih jagung yang kualitasnya bagus supaya hasil akhirnya pun lebih baik,” jelasnya.

Berikut adalah tahapan dalam proses produksi keripik jagung Bu Kartiyem:

  • Perebusan – Jagung kering direbus selama dua jam dengan tambahan gamping atau kapur untuk menghasilkan tekstur yang lebih lembut.
  • Pencucian dan Perendaman – Setelah direbus, jagung dicuci bersih dan direndam selama dua hari dua malam untuk mendapatkan tekstur yang lebih baik.
  • Pengukusan – Setelah perendaman, jagung dikukus kembali selama dua jam agar semakin lunak.
  • Penggilingan dan Pengeringan – Jagung yang sudah dikukus kemudian digiling atau dipipihkan, lalu dikeringkan menggunakan oven.
  • Pencampuran Bumbu – Setelah kering, jagung dicampur dengan bumbu atau kaldu agar lebih gurih.
  • Penggorengan – Proses akhir adalah menggoreng keripik hingga renyah dan siap dikemas.

Meskipun prosesnya cukup panjang dan melelahkan, Bu Kartiyem tetap bersemangat menjalankan usahanya. Produksinya pun masih menggunakan metode tradisional dengan dapur kayu bakar. “Memang sangat melelahkan, tetapi saya berharap selalu diberi kesehatan agar usaha keripik jagung ini tetap eksis,” harapnya.(Joko purnomo)