GROBOGAN, GEMADIKA.com – Tim Gemadika kali ini mengunjungi Desa Ngroto, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata religi di Jawa Tengah. Desa ini menyimpan sejarah Islam yang kaya, khususnya melalui sosok Kiai Khoiron alias Mbah Gareng, yang disebut-sebut sebagai leluhur Presiden ke-4 Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Tak jauh dari makam Kiai Khoiron, terdapat makam Syekh Sirajudin, seorang ulama berdarah Madura yang berperan penting dalam pengembangan syiar Islam di Ngroto. Syekh Sirajudin, yang berasal dari Tingkir (Salatiga), berguru kepada Kiai Khoiron sebelum akhirnya ikut mengajar dan menetap di desa ini hingga akhir hayatnya.
Tradisi Keagamaan yang Terjaga
Setiap tanggal 17 dalam kalender Hijriah atau yang lebih dikenal dengan sebutan acara Pitulasan, ribuan peziarah dari berbagai daerah, bahkan luar Pulau Jawa, berkumpul di Desa Ngroto untuk mengikuti kegiatan pengajian akbar dan doa bersama di makam beliau. Selain itu, setiap bulan Syuro dan Bakda Maulud, tradisi haul tahunan juga digelar secara turun-temurun untuk mengenang jasa para ulama yang telah berkontribusi dalam penyebaran Islam di wilayah ini.
“Tradisi ini bukan sekadar ziarah biasa, tetapi juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk mendalami ajaran Islam dan menghormati para ulama yang telah berjasa dalam dakwah,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.
Fasilitas dan Sarana Keagamaan

Di sekitar kompleks makam, terdapat Masjid Agung serta Pondok Pesantren Miftahul Huda, yang menjadi pusat pembelajaran agama bagi santri dari berbagai daerah. Selain itu, terdapat pula sekolah formal seperti Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) yang turut mendukung pendidikan berbasis Islam di kawasan ini.
Dengan keberadaan situs bersejarah ini, Desa Ngroto menjadi salah satu destinasi wisata religi yang tak hanya menawarkan ketenangan spiritual tetapi juga menjadi pusat pendidikan Islam yang terus berkembang.(redjo tim redaksi)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan