JAKARTA,GEMADIKA.com – Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, salah satunya dalam hal tanaman obat. Di antara sekian banyak tanaman herbal yang digunakan dalam pengobatan tradisional, Cabai Jawa (Piper retrofractum Vahl.) menempati posisi istimewa karena khasiatnya yang luar biasa.
Tanaman yang juga dikenal dengan nama Java long pepper ini sering digunakan untuk meredakan flu, demam, masuk angin, dan berbagai penyakit lainnya. Bahkan, penggunaannya sudah menjadi bagian dari budaya pengobatan tradisional di banyak daerah di Indonesia.
“Cabai Jawa merupakan salah satu tanaman obat terpenting di Indonesia sebagai tanaman herbal, obat, dan jamu,”
kata Yuk Tarni, dikutip dari situs Indonesia.go.id.
Secara botani, tanaman ini dikenal sebagai tumbuhan merambat, memanjat, membelit, bahkan melata. Daunnya berbentuk bulat telur hingga lonjong, dengan pangkal daun berbentuk jantung dan ujung yang runcing, serta permukaan daun berbintik-bintik kelenjar. Sementara buahnya berbentuk majemuk bulir dan memiliki rasa pedas dengan aroma tajam yang khas.
Salah satu keunggulan utama dari cabai Jawa adalah kemampuannya tumbuh di berbagai kondisi lingkungan. Tanaman ini mampu hidup di ketinggian 0 hingga 600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata 1.259–2.500 mm per tahun. Bahkan, cabai Jawa masih bisa tumbuh di lahan kering berbatu, menjadikannya sebagai tanaman yang tangguh dan tidak sulit dibudidayakan.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, tanaman ini punya banyak sebutan, seperti lada Jawa, cabai jamu, cabai puyeng, dan lada panjang. Di Sumatra, tanaman ini dikenal dengan nama cabai panjang. Sedangkan dalam bahasa Inggris, tanaman ini disebut Java long pepper.
Penggunaan cabai Jawa sebagai ramuan herbal sudah dilakukan secara turun-temurun oleh berbagai suku di Nusantara. Di Madura, misalnya, buah cabai Jawa biasa dicampur dengan kopi, teh, atau susu sebagai penghangat tubuh alami. Sementara di daerah lain, tanaman ini dipercaya dapat mengatasi berbagai keluhan kesehatan seperti reumatik, tekanan darah tinggi, influenza, sesak napas, sakit kepala, kolera, bronchitis, hingga lemah syahwat.
Tak hanya digunakan dalam bentuk racikan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa cabai Jawa bisa digunakan sebagai simplisia, yakni bahan obat alami yang belum mengalami proses pengolahan lebih lanjut, seperti dikeringkan atau dijadikan bubuk.
Dengan beragam manfaat tersebut, tidak heran jika Cabai Jawa disebut-sebut sebagai “harta karun hijau” yang masih terus dilestarikan dan digunakan hingga kini.
(redaksi)