MEDAN, GEMADIKA.com – Sebuah klinik kesehatan di Medan menjadi sasaran amukan massa geng motor setelah pengelolanya menolak memberikan pertolongan kepada korban tawuran antar geng motor, insiden yang terjadi pada Sabtu (19/4/2025) dini hari.

Rekaman CCTV yang kini viral memperlihatkan momen mencekam ketika sekelompok orang merusak fasilitas klinik dengan brutal.

Insiden yang terekam kamera pengawas tersebut memunculkan perdebatan etis tentang batas antara kewajiban tenaga medis memberikan pertolongan darurat dan hak mereka melindungi diri dari potensi bahaya.

Melalui akun media sosial @bidanjuwitadesrianti, pihak klinik memberikan klarifikasi atas insiden tersebut.

Mereka menegaskan bahwa penolakan memberikan pertolongan bukan karena tidak berempati, melainkan mempertimbangkan faktor keamanan.

“Bukan gak mau nolongin. Bukan tidak berempati antar manusia. Tapi tindakan mereka juga tidak pantas.

Ugal-ugalan di jalan raya. Gank motor yang meresahkan. Tawuran antar gank,” jelas pihak klinik dalam caption postingan video tersebut.

Pihak klinik menekankan bahwa sebagai tenaga kesehatan, mereka juga memiliki kekhawatiran akan keselamatan pribadi, terutama di jam-jam yang dianggap rawan. Keputusan untuk tidak membuka pintu klinik adalah bentuk proteksi diri dari ancaman yang mereka nilai berbahaya.

“Dan pastinya sebagai manusia biasa, kami juga tidak berani memberikan pertolongan (buka klinik di jam rawan). Kami juga berhak melindungin diri dari yang menurut kami ancaman/bahaya,” tambah pihak klinik pada postingan video tersebut.

Namun, penolakan tersebut tampaknya memicu kemarahan massa yang kemudian melampiaskannya dengan merusak fasilitas klinik.

“Walaupun akhirnya kami yang terzholimi. Jerjak/pagar besi ditendangin. Kanopi/genteng kami dilemparin batu 4x,” ungkap pihak klinik dalam postingan yang sama.

Baca juga :  Polres Batu Bara Gelar Sertijab dan Lantik Sejumlah Pejabat Baru