SIMALUNGUN, GEMADIKA.com – Kondisi perkebunan kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) Regional II Unit Kebun Mayang menjadi sorotan media setelah ditemukan sejumlah indikasi kelalaian dalam perawatan rutin areal perkebunan. Tim investigasi media yang melakukan kontrol sosial pada Minggu (20/4/2025) menemukan bukti nyata kurangnya pemeliharaan yang dapat mengancam produktivitas dan kualitas tandan buah segar (TBS).
Dalam pantauan lapangan, terlihat jelas berbagai permasalahan yang membuat pengamat “geleng kepala” terhadap kondisi salah satu aset BUMN strategis ini. Beberapa temuan kritis yang berhasil didokumentasikan antara lain:
- Pohon kelapa sawit yang belum ditunas secara progresif
- Anak kayu yang dibiarkan tumbuh pada batang pohon
- Pelepah bergantungan yang mempersulit proses pemanenan
- Hewan ternak sapi yang berkeliaran bebas di areal HGU
- Sebagian kode pemanen tidak tertera pada TBS yang sudah dipanen
Tim media sempat berupaya melakukan konfirmasi di kantor afdeling pada Rabu (9/4/2025), namun pihak manajemen terkesan menghindari komunikasi. “Asisten, mandor besar dan krani yang ditemui oleh awak media sangat sulit untuk komunikasi dan enggan dikonfirmasi, serta tidak bersedia memberikan nomor telepon yang berkepentingan sebagai alat komunikasi,” tulis Jumaidi, jurnalis yang melakukan liputan.
Dampak Serius Terabaikannya Perawatan Berkala
Kondisi ini menimbulkan dugaan adanya pembiaran oleh jajaran manajemen perusahaan mulai dari Manager, Askep, hingga Asisten yang tidak segera mengambil kebijakan untuk memerintahkan tenaga kerja melakukan perawatan tanaman.
Minimnya perawatan pohon kelapa sawit dapat berdampak signifikan pada:
- Penurunan produktivitas TBS yang berujung pada berkurangnya pendapatan perusahaan
- Menurunnya kualitas kelapa sawit yang berakibat pada jatuhnya harga jual
- Kerusakan lingkungan lahan tanaman jika pemeliharaan tidak dilakukan dengan baik
Kondisi diperparah dengan keberadaan hewan ternak yang berkeliaran di lokasi areal HGU PTPN IV Regional II Unit Kebun Mayang. “Kotoran lembu dapat mengandung patogen dan bakteri yang dapat merusak tanaman kelapa sawit jika tidak dirawat dengan baik,” demikian hasil pengamatan tim investigasi.
Sorotan pada Anggaran dan Transparansi
Menjadi catatan penting bahwa PTPN IV Regional II merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar yang bergerak dalam bidang produksi buah kelapa sawit dengan produk utama minyak sawit (CPO) dan inti sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan, kosmetik, dan farmasi.
Berdasarkan pengamatan dan pantauan terhadap manajemen perusahaan, kesimpulan tim media menyoroti keenganan pihak manajemen untuk dikritik. “Manager, Askep, Asisten, Mandor, Krani di Manajemen PTPN IV Regional II Unit Kebun Mayang kalau tidak bersedia dikritik ya transparan, karena tidak bisa dikonfirmasi untuk berikan peluang keterbukaan informasi yang akurat dan objektif ke Insan Pers saat melaksanakan kontrol sosial sesuai amanah UU KIP nomor 14 tahun 2008 dan UU Pers nomor 40 tahun 1999,” tulis Jumaidi.
Dengan keterbatasan konfirmasi dari pihak manajemen, tim media meminta Sub Holding PalmCo untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Manager, Askep hingga Asisten yang diduga “terkesan tutup mata atau ada dugaan pembiaran lambatnya penanganan perawatan di areal lahan tanaman pohon kelapa sawit di perkebunan.” (Jumaidi)