GEMADIKA.com – Tomohon telah menjadi destinasi kontroversial yang menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara. Pasar tradisional ini dikenal dengan julukan “pasar ekstrem” karena menjual berbagai jenis daging tidak lazim yang mencerminkan keunikan budaya kuliner Minahasa.

Lokasi dan Panorama Alam yang Menakjubkan

Pasar Beriman Tomohon berlokasi di Paslaten Satu, Kecamatan Tomohon Timur, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, sekitar satu jam perjalanan dari Kota Manado. Keindahan alamnya tak terbantahkan, dengan panorama tiga gunung yang mengapitnya – Gunung Lokon, Gunung Empung, dan Gunung Mahawu – memberikan latar belakang yang spektakuler bagi kota yang dijuluki “Kota Bunga” ini.

Dua Wajah Pasar Tradisional

Bagian depan Pasar Tomohon tampak seperti pasar tradisional pada umumnya, menjual berbagai kebutuhan sehari-hari mulai dari pakaian hingga sayur-mayur. Namun, begitu pengunjung beranjak ke bagian belakang pasar, pemandangan berubah drastis.

Di bagian ini, berbagai jenis daging yang tidak umum dikonsumsi dipajang terbuka di meja-meja para pedagang. Tikus hutan, kelelawar (paniki), ular piton, dan babi hutan adalah beberapa contoh daging yang dapat ditemukan sehari-hari. Pada akhir pekan, terutama Sabtu dan Minggu, variasi daging menjadi lebih beragam.

Baca juga :  F-5E Tiger II: Macan TNI AU yang Jadi Tulang Punggung Pertahanan Indonesia Selama Puluhan Tahun

“Apa yang dijual di Pasar Beriman tak lepas dari budaya masyarakat Minahasa yang menyukai kuliner ekstrem,” kata Hari Suroto, arkeolog yang juga warga Bitung.

Cerminan Tradisi Kuliner Minahasa

Keberadaan daging-daging tidak lazim di Pasar Tomohon tidak bisa dilepaskan dari tradisi kuliner masyarakat Suku Minahasa yang terkenal dengan semboyan “semua yang bisa dimakan, akan dimakan.” Paniki (kelelawar) yang dimasak dengan santan, misalnya, merupakan salah satu hidangan khas Minahasa yang populer.

Sebagian besar hewan-hewan tersebut didapatkan dari hutan di Sulawesi Utara. Namun, seiring popularitas pasar ini, telah terbentuk jaringan distribusi yang lebih luas, dengan pemasok dari daerah lain seperti Palu.

Kontroversi dan Etika

Meski menjadi daya tarik wisata, praktik penjualan daging-daging tidak lazim di Pasar Tomohon telah menuai kontroversi, terutama terkait metode penyembelihan yang dianggap brutal oleh sebagian kalangan. Selain itu, penjualan daging satwa liar dan dilindungi seperti monyet hitam Sulawesi juga menimbulkan keprihatinan dari sisi konservasi.

Baca juga :  Megahnya Masjid Kapal Al Rahmah: Ikon Wisata Religi Makassar

Bagi pengunjung yang sensitif terhadap pemandangan darah atau pecinta binatang, disarankan untuk tidak mengunjungi bagian belakang pasar. Aroma amis dan pemandangan daging hewan yang masih utuh dengan kepala bisa menjadi pengalaman yang mengganggu bagi sebagian orang.

Alternatif Kuliner

Bagi yang tetap ingin mengunjungi Pasar Tomohon namun menghindari daging ekstrem, pasar ini juga menawarkan alternatif kuliner yang lebih umum. Ikan asap yang bisa langsung dikonsumsi menjadi salah satu pilihan makanan laut yang populer di antara pengunjung.

Pasar Beriman Tomohon memang bukan destinasi wisata prioritas yang dipromosikan secara resmi, namun popularitasnya menyebar melalui mulut ke mulut dan media sosial. Bagi yang ingin memahami keberagaman budaya Indonesia, termasuk praktik kuliner yang mungkin kontroversial, kunjungan ke pasar ini dapat menjadi pengalaman pembelajaran budaya yang unik – meski tidak untuk semua orang.