SLEMAN, GEMADIKA.com – Di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, sosok Ibu Ngatinah (72) menjadi contoh ketangguhan para pelaku UMKM lokal. Meski usianya tidak lagi muda, semangatnya berdagang salak pondoh di pinggir Jalan Raya Sleman-Magelang KM 72 margorejo, depan CV. Adhi Beton, tak pernah surut sejak memulai usahanya pada tahun 1993.

Tim Gemadika berkesempatan berbincang langsung dengan Ibu Ngatinah tentang perjalanan usahanya yang telah digeluti selama lebih dari 30 tahun. Dengan wajah penuh kesabaran, beliau menceritakan pasang surut usahanya.

“Omset saat ini beda jauh dari omset tahun kemarin, turun drastis di penjualan,” ungkap Ibu Ngatinah.

Dari penuturannya, pada hari-hari biasa, penjualan salak pondoh Sleman miliknya bisa mencapai Rp 100.000 hingga Rp 200.000 per hari. Angka ini meningkat signifikan saat akhir pekan atau musim liburan, di mana omsetnya bisa meroket hingga Rp 700.000 sampai Rp 1.000.000, bahkan lebih.

Baca juga :  Ditemukan Meninggal Dunia dalam Keadaan Terbujur Kaku dengan Luka Bakar

Beda penjualan dari tahun tahun kemarin yg omset biasa sehari bisa Rp 1.000.000 sampai Rp 3.000.000 har libur dan hari Minggu omset diatas Rp 5.000.000.

Yang menarik, Ibu Ngatinah tidak hanya mengandalkan penjualan salak pondoh untuk menopang kehidupannya. Beliau juga menawarkan cobek batu dalam berbagai ukuran, mulai dari kecil, sedang, hingga ukuran jumbo. Keunikan produk cobek yang dijualnya terletak pada proses pembuatannya yang masih dilakukan oleh keluarga Ibu Ngatinah sendiri.

“Cobek ini bukan barang titipan atau hasil beli jual lagi, tapi karya kreasi keluarga sendiri yang dipahat dengan tangan,” jelasnya.

Baca juga :  Kodim 0708 Purworejo Bersama Bulog Percepat Serapan Gabah dan Beras di Ngombol

Strategi diversifikasi produk ini menjadi salah satu kunci bertahannya usaha Ibu Ngatinah di tengah fluktuasi pasar buah lokal. Dengan harga yang terjangkau atau “merakyat” seperti yang ia sebutkan, cobek buatannya menjadi alternatif pendapatan yang cukup menjanjikan.

Persaingan di antara pedagang salak pondoh di kawasan Sleman memang semakin ketat. Banyaknya pelaku usaha serupa membuat Ibu Ngatinah harus terus mempertahankan kualitas dagangannya.

Kisah Ibu Ngatinah merupakan potret nyata perjuangan pelaku UMKM lokal yang terus bertahan di tengah berbagai tantangan ekonomi. Semoga beliau diberi kesehatan, panjang umur, dan kesuksesan dalam usahanya menjual salak pondoh khas Sleman yang terkenal dengan cita rasanya yang manis dan segar. (Redjo Mbolang)