GROBOGAN, GEMADIKA.comPetani di Desa Kranggan, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan tengah menghadapi ancaman serius terhadap ketahanan pangan mereka.

Serangan hama tikus yang semakin masif telah merusak bibit padi di area persawahan, sementara akses terhadap pupuk bersubsidi masih menjadi kendala utama.

Tim Gemadika berkesempatan melakukan kunjungan langsung ke lokasi dan menyaksikan dampak serangan hama ini terhadap tanaman padi yang merupakan komoditas utama warga setempat.

Dalam perbincangan dengan salah satu petani lokal, Bapak Slamet, terungkap berbagai tantangan yang dihadapi para petani mulai dari pemilihan bibit hingga proses pascapanen.

Baca juga :  Presiden Jokowi Terima Perwakilan Aksi Ijazah Palsu di Solo: Suasana Damai dan Penuh Kesopanan

“Sekarang ini kami sangat resah karena tanaman padi kami mulai diserang hama tikus yang merusak bibit-bibit yang baru ditanam,” ungkap Bapak Slamet saat ditemui di sawah pada Senin (15/4) pagi.

Serangan hama tikus ini tidak hanya terjadi di lahan Bapak Slamet, tetapi juga menjadi masalah kolektif yang dihadapi sebagian besar petani di Desa Kranggan Harjo.

Untuk mengatasinya, para petani berharap dapat segera dilaksanakan kegiatan pembasmian tikus melalui metode “oyak tikus” (penggiringan tikus secara massal) serta penyemprotan obat khusus pembasmi hama tikus.

Baca juga :  Babinsa Jayengan Motivasi Pedagang Pakaian Keliling: Dorong Semangat UMKM di Surakarta

Selain masalah hama, kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi juga menjadi keluhan utama para petani.

“Untuk harapan saya mewakili seluruh petani Indonesia untuk pupuk semoga dimudahkan oleh pemerintah pak,” harap Slamet.

“Kalau bisa ada bantuan lainnya seperti pengobatan,” tambahnya.

Keterbatasan akses terhadap pupuk bersubsidi dan obat-obatan pertanian tidak hanya berdampak pada menurunnya hasil panen, tetapi juga pada kesejahteraan ekonomi para petani yang sudah bertahun-tahun menggantungkan hidup dari hasil bercocok tanam. (Redjo)