KEDIRI, GEMADIKA.com Jawa Timur dikenal sebagai salah satu provinsi dengan jumlah pondok pesantren terbanyak di Indonesia. Salah satu yang paling legendaris dan disegani adalah Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, yang berdiri megah di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Ponpes Lirboyo didirikan oleh ulama kharismatik asal Magelang, KH Abdul Karim, pada awal abad ke-20. Kini, pesantren tersebut telah menjelma menjadi pusat pendidikan Islam berskala internasional. Para alumninya tersebar di berbagai penjuru dunia, menjadi dai, ulama, bahkan tokoh masyarakat.

Jejak Sejarah: Dari Desa Angker Menjadi Pusat Peradaban Islam

Awalnya, Desa Lirboyo merupakan kawasan terpencil yang dikenal angker dan rawan kejahatan. Namun pada tahun 1910, atas permintaan Kepala Desa dan dorongan dari mertuanya, Kyai Sholeh dari Banjarmelati, KH Abdul Karim menetap di sana bersama istrinya, Siti Khodijah (Dlomroh).

Setibanya di Lirboyo, KH Abdul Karim langsung mengubah suasana desa. Konon, ia mengumandangkan azan di tanah wakaf tersebut, hingga malam itu penduduk tidak bisa tidur karena perpindahan makhluk halus yang disebut “lari tunggang langgang”.

Tiga puluh lima hari kemudian, ia mendirikan sebuah surau sederhana yang menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo. Santri pertamanya adalah Umar dari Madiun, disusul Yusuf, Sahil, dan Somad dari Magelang.

Lahirnya Pondok Pesantren Lirboyo

Pada tahun 1913, KH Abdul Karim resmi mendirikan Pondok Pesantren Lirboyo. Ia juga membangun sebuah masjid dengan sembilan pintu, yang kemudian dinamakan Masjid Lawang Songo. Masjid ini masih berdiri kokoh hingga kini dan menjadi ikon ponpes.

Selain fokus pada pendidikan agama, Ponpes Lirboyo juga tercatat aktif dalam peristiwa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Santri-santrinya turut serta dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, menunjukkan peran strategis pesantren dalam menjaga kedaulatan bangsa.

Sistem Pendidikan yang Terintegrasi: Tradisional dan Klasikal

Pondok Pesantren Lirboyo mengusung dua sistem pendidikan yang berjalan berdampingan: klasikal dan tradisional.

  • Sistem Klasikal diterapkan dalam madrasah formal, disesuaikan dengan tingkat kemampuan santri.
  • Sistem Tradisional (salafiyah) berfokus pada pengajian kitab kuning dan bahtsul masail sebagai fondasi ilmu agama yang kuat.

Dengan sistem ini, Lirboyo mencetak santri berilmu tinggi sekaligus berakhlak luhur.

Lembaga Pendidikan di Bawah Naungan Lirboyo

Kini, terdapat 15 unit pondok di bawah naungan Ponpes Lirboyo, di antaranya:

  1. Pondok Pesantren Lirboyo (Pondok Induk)
  2. Pondok Pesantren Haji Mahrus
  3. Pondok Pesantren Haji Ya’qub
  4. Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi’aat
  5. Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi’aat Al-Quraniyyah
  6. Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur’an
  7. Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah
  8. Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah
  9. Pondok Pesantren HM Antara
  10. Pondok Pesantren Darussalam
  11. Pondok Pesantren Murottilil Qur’an
  12. Pondok Pesantren Al-Baqoroh
  13. Pondok Pesantren Al-Ihsan
  14. Pondok Pesantren HM Syarif Hidayatullah
  15. Pondok Pesantren Darussa’adah

Tak hanya itu, terdapat juga cabang-cabang ponpes di wilayah lain, seperti:

  • Pesantren Pagung Kediri
  • Pesantren Turen Malang
  • Pesantren Bakung & Santren Blitar
  • Pesantren Majalengka