BLORA, GEMADIKA.com – Warga Desa Janjang, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, memiliki tradisi tahunan yang unik dan sarat makna, yakni “Manganan Janjang”, yang lebih dikenal dengan sebutan “Tawuran Nasi”. Tradisi ini digelar sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah yang telah diterima, sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur yang diyakini telah berjasa dalam membangun desa.

Tradisi Manganan Janjang biasanya dilaksanakan setahun sekali, dan menjadi momen penting yang dinantikan oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Kegiatan ini diawali dengan doa bersama dan prosesi adat yang dipimpin oleh tokoh masyarakat atau sesepuh desa, kemudian dilanjutkan dengan “tawuran nasi”, di mana warga saling lempar nasi sebagai simbol suka cita dan kebersamaan.

Baca juga :  Kodim 0708 Purworejo dan FKPPI Dorong Anak Putus Sekolah Kembali Belajar Lewat Program SITUNTAS

Meski terlihat seperti “perkelahian”, aksi lempar nasi ini justru menjadi simbol dari semangat gotong royong, persatuan, dan rasa syukur yang mendalam.

“Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu, diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur kami. Lewat tradisi ini, kami ingin tetap menjaga kearifan lokal dan mengenang jasa para pendahulu,” ujar salah satu tokoh masyarakat Desa Janjang.

Baca juga :  Presiden Jokowi Terima Perwakilan Aksi Ijazah Palsu di Solo: Suasana Damai dan Penuh Kesopanan

Selain itu, tradisi ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun luar daerah yang penasaran dengan keunikan budaya Blora. Tidak sedikit pengunjung yang datang hanya untuk menyaksikan langsung momen langka dan penuh keceriaan ini.

Kemeriahan Manganan Janjang tidak hanya sekadar ritual budaya, tetapi juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antar warga dan memperkuat identitas budaya lokal di tengah arus modernisasi