GROBOGAN, GEMADIKA.com – Bermodalkan ketekunan dan resep tradisional, Rusmini (40) berhasil mengembangkan usaha kue semprong yang kini dikenal hingga ke luar kota, yang berdiri sejak 2022 ini konsisten menggunakan metode tradisional dalam proses produksinya, namun tidak ketinggalan memanfaatkan platform digital untuk pemasaran.
Berlokasi di Dusun Ngebog, Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, usaha rumahan ini menjadi bukti bahwa produk kuliner tradisional tetap memiliki tempat di hati konsumen modern.
Proses Pembuatan yang Mempertahankan Keaslian
Saat ditanya oleh tim Media Gemadika mengenai proses pembuatan kue semprong, Rusmini menjelaskan dengan detail.
“Di bilang sulit tapi ga sulit, ya terutamanya kan itu kan diparut terus di ambil Santen nya terus di rebus sampai mendidik sampai kental terus nunggu dingin dulu baru bisa di poleni sama tepung,” ungkapnya.
Keunikan usaha ini terletak pada konsistensinya menggunakan metode tradisional, proses produksi masih sepenuhnya manual dengan memanfaatkan arang yang dibeli dari Toroh dan kompor tanah liat, menghasilkan cita rasa khas yang tidak bisa ditiru oleh produksi massal modern.

Perluasan Pasar Hingga Luar Kota
Meski berbasis di desa, jangkauan pemasaran kue semprong Rusmini sudah cukup luas.
“Alhamdulillah penjualan nya sudah ada dari Toroh, Depok juga udh tapi sistemnya online. Kalau Lebaran juga rame dibikin oleh-oleh ke Jakarta,” tutur Rusmini.
Strategi pemasaran yang memadukan penjualan langsung dan sistem online memungkinkan produk tradisional ini menjangkau pasar yang lebih luas, terutama di kota-kota besar seperti Depok dan Jakarta yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Harga yang Masih Terjangkau
Dari segi harga, Rusmini menawarkan opsi yang cukup terjangkau untuk kualitas yang diberikan 1 pack kue semprong (setara 1/4 kg) dijual seharga Rp16.000, sementara kemasan setengah kilogram dibanderol Rp32.000.
Dengan kemampuan produksi mencapai 7 kg per hari, UMKM ini mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, terutama saat musim lebaran tiba.

Omset Menjanjikan dari Kue Tradisional
Meski terkesan sederhana, usaha kue semprong ini menghasilkan omset yang cukup menjanjikan. “Biasanyakan ramenya itu kan pas Lebaran, hari Lebaran ya kalau 1 minggu bikin terus bisa untung nya bisa 600 ribu – 700 ribu kalau bikin terus setiap hari kalau sehari paling bisa 100 ribu,” jelas Rusmini.

Pendapatan harian sekitar Rp 100.000 mungkin terdengar kecil, namun untuk skala usaha rumahan di daerah Grobogan, angka ini cukup signifikan sebagai tambahan ekonomi keluarga.
Kisah sukses UMKM kue semprong Rusmini menjadi bukti bahwa produk tradisional tetap memiliki daya jual tinggi jika dikelola dengan baik. Pemanfaatan teknologi untuk pemasaran tanpa mengorbankan keaslian proses produksi menjadi kunci bertahannya usaha ini di tengah gempuran produk modern.
Bagi Sobat Gemadika jika ingin pesan kue semprong ini bisa hubungi nomer 082242926854. (Tim Redaksi)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan