MAMASA, GEMADIKA.com – Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, resmi menjadi daerah pertama di provinsi tersebut yang meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari Badan Gizi Nasional. Program ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat, yang memadati Aula Sekolah Tinggi Teologi (STT) Mamasa untuk mengikuti proses seleksi tenaga operasional dapur MBG.

Kegiatan yang digelar pada Jumat,(2/5/2025), itu melibatkan ratusan warga yang mendaftarkan diri sebagai bagian dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Mereka mengikuti proses wawancara untuk berbagai posisi, mulai dari koki hingga sopir operasional yang nantinya akan bertugas di dapur MBG.

Program MBG merupakan inisiatif nasional untuk meningkatkan status gizi masyarakat, sekaligus membuka lapangan kerja baru. Salah satu warga Antomina, dengan penuh semangat menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Prabowo atas kebijakan tersebut.

“Dari saya pribadi sangat berterima kasih kepada Presiden Prabowo untuk pemenuhan gizi dan ini juga sebagai lapangan kerja bagi kami,” ujarnya.

Wawancara peserta dibagi menjadi dua sesi dalam satu hari, mencerminkan tingginya minat masyarakat Mamasa untuk terlibat aktif dalam program tersebut.
Lebih dari sekadar pemenuhan gizi anak-anak, MBG diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Hal ini diungkapkan oleh dokter Desta, salah satu mitra MBG yang bertugas di Kecamatan Mamasa.

“MBG di Mamasa ini selain misi utamanya untuk pemenuhan gizi anak yang dimana gizi ini akan membuat anak-anak jadi lebih cerdas sesuai dengan visi Indonesia Emas, dampaknya juga adalah untuk peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, dimana setiap orang yang bekerja di dalamnya merupakan penduduk masyarakat Mamasa asli, terkhusus Kecamatan Mamasa dan sekitarnya. Selain dari penyerapan tenaga kerja, juga sarana pemenuhan gizi ini akan meningkatkan stimulus ekonomi dari pemasok bahan baku telur, sayuran, buah-buahan, dan ayam potong,” ujarnya.

Pelaksanaan perekrutan di Aula STT Mamasa ini juga menjadi wujud komitmen Gereja Toraja Mamasa sebagai pelaksana lokal MBG dalam menjunjung asas partisipatif dan keterlibatan masyarakat secara menyeluruh.

“Jadi penerimaan ini adalah untuk mencukupkan tenaga operasional yang sudah ditetapkan sesuai dengan standar operasional dari Badan Gizi Nasional,” tutupnya.

Program MBG di Mamasa diproyeksikan menjadi model percontohan bagi daerah lain di Sulawesi Barat, dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan masyarakat.(Antyka)