GROBOGAN, GEMADIKA.com – Di Dusun Lukas, Desa Kali Maro, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, seorang pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bernama Daryoto tengah menekuni budidaya ayam kampung sekaligus pengembangan penetasan telur secara mandiri. Kandang ayam miliknya sengaja ditempatkan jauh dari permukiman warga, berada di dekat area hutan, guna menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar.

Pak Daryoto menjelaskan bahwa proses penetasan telur ayam kampung membutuhkan waktu sekitar 21 hari. Penetasan alami ini dimulai ketika induk ayam mulai mengerami telurnya hingga menetas.

Baca juga :  Gubernur Jateng Tegaskan Peran Tiga Pilar Desa dalam Sekolah Anti Korupsi: "Kawal Pembangunan dari Akar"
proses penetasan telur.

“Prosesnya dimulai dari fase pengeraman selama 21 hari. Setelah telur menetas, anak ayam dipindahkan ke tempat khusus agar tidak terganggu. Sementara induknya dipisahkan ke kandang besar agar bisa kembali bertelur. Tentunya kendang kami rawat dengan baik dan dibersihkan setiap tiga hari sekali,” terang Pak Daryoto.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan proses penetasan sangat dipengaruhi oleh kualitas telur, suhu lingkungan, serta kondisi kesehatan induk ayam. Untuk mendukung hasil yang lebih maksimal, Pak Daryoto kini juga mulai menggunakan mesin penetas modern sebagai bentuk pengembangan usaha.

Baca juga :  Rapat Konsultasi (RAKON) TP PKK Desa Nglobar Gelar Sosialisasi Program Unggulan

Selain membudidayakan ayam kampung, Pak Daryoto juga menyediakan layanan katering ayam panggang untuk acara hajatan. Usaha katering ini telah ia jalankan selama tiga tahun terakhir dan terbukti sukses melayani permintaan masyarakat sekitar.

“Untuk telur ayam kampung saat ini masih dalam tahap pengembangan dan pembelajaran penetasan. Belum kami jual ke pasaran,” ujarnya.

Dengan ketekunan dan inovasi, Pak Daryoto menjadi contoh pelaku UMKM yang mampu mengelola usaha peternakan ayam kampung secara mandiri dan berkelanjutan di pedesaan. (Redaksi)